Rabu, 23 Maret 2022

Book Review “English as a Global Language” - David Crystal - Second Edition

 Buku David Crystal, English as a global language edisi kedua, mengandung informasi terkini mengenai  bahasa inggris sebagai lingua franca. Jika dibandingkan dengan edisi pertamanya yang dipublikasikan pada tahun 1997, kita menyaksikan kemajuan yang sangat cepat dalam hal internet dan juga informasi teknologi, yang mana telah berdampak sangat besar dan juga mengubah bentuk daripada tulisan dan juga lisan dari globalisasi, dengan adanya faktor ini maka author mengubah dan merevisi edisi pertamanya. 

Pada edisi kali ini, author sering merujuk dan mengkritisi pada dua karya akademik, yaitu The Future English (1998) oleh David Graddol dan juga The English Language (1998) oleh Tom McArthur. Karya pendahulunya memprediksi bahwa, sebagai hasil dari kandidat yang berkompetisi untuk jadi lingua franca, seperti bahasa mandarin atau bahasa spanyol, status bahasa inggris tidak akan terus bertahan. 

Pada edisi kali ini, Crystal merespon argumen dari Graddol dan McArthur dengan argumen yang kontra dengan kekuatan bahasa inggris, sebagai bahasa global, akan tetap kuat pada abad 21 ini. 

Pada Chapter 1, Crystal meyakinkan pada pendukung mengenai perlunya untuk mengadopsi bahasa inggris sebagai perwakilan dari identitas asli. Seperti yang telah Crystal katakan, bahasa inggris menjadi bahasa global, sebagai alasan dari dari “kekuatan orang-orangnya”. Kekuatan dari orang-orang yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama mereka akan dideskripsikan pada chapter selanjutnya. Penulis menyajikan sebuah sejarah yang cukup mengenai latar belakang informasi mengenai tersebarnya bahasa inggris di Chapter 2. Setelah ringkasan singkat mengenai fondasi budaya yang berkaitan dengan penutur bahasa inggris, terutama orang Inggris dan orang Amerika Serikat pada Chapter 3, dia menguraikan pengaruh yang luar biasa bahasa inggris dalam hubungan internasional, media, perjalanan internasional, keamanan internasional dalam operasi transportasi, dan juga pendidikan. Dalam Chapter 5, Crystal secara hati-hati mendiagnosa masa depan dari medium yang kuat untuk kejelasan timbal balik. Semenjak bahasa inggris dituturkan di Amerika Serikat, salah satu negara yang memimpin hampir semua domain, dia membagikan banyak halaman pada debat sekitar “perpindahan bahasa resmi” di Amerika Serikat. 

Dalam edisi revisinya ini, bagaimanapun juga Crystal terlihat fokus pada gaya sentripetal. Merujuk pada pandangan ini bahasa inggris telah mencapai status yang spesial sebagai media komunikasi internasional, yang mana dapat dipahami sebagai fungsi sentripetal dari bahasa. Mengambil pendirian ini, Crystal tidak terlihat untuk melirik pada konsep Bakhtinian, konsep sentrifugal, karena kenaikan komunikasi dalam internasional level akan mengamankan ciri asli linguistik dari bahasa inggris. Mereka berfungsi sebagai pengaman identitas. 

Posisi dualistik Crystal diwakilkan dengan baik oleh kalimat berikut: “Bahasa lokal terus melakukan sebuah perangkat fungsi yang penting (terutama ungkapan identitas lokal) dan bahasa inggris dilihat sebagai arti utama dari pencapaian global. Karena fungsi dua bahasa dalam dua rencana-rencana yang berbeda, dia menilai keusangan dari bahasa yang terancam punah bukan karena dan berkaitan dengan tulisan atau hal yang berkaitan dengan bahasa inggris sebagai bahasa global. Untuknya, ini mungkin tidak memungkinkan skenario untuk dua bahasa, dengan fungsi dan asal historis yang berbeda, memiliki peran sosial budaya yang berbeda dalam komunitas. 

Secara sederhana, posisi Crystal mungkin seperti: ini adalah sebuah konsekuensi natural untuk bahasa inggris untuk menjadi bahasa global meskipun ini sangat disayangkan untuk bahasa minoritas yang akan punah. Lebih jauh, dia memposisikan bahasa inggris tidak harus disalahkan untuk perebutan daya tahan atau eksistensi dari bahasa minoritas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar