Berbelanja Oleh-oleh di Bugis, Singapore.
Untuk cerita sebelumnya bisa klik disini.
DAY FOUR –
7 JULI 2019
Pagi ini kami melakukan
check out lebih awal karena jadwal perjalanan kami hari ini tidak akan efektif
jika harus mengambil barang-barang lagi ke hostel pada siang harinya.
Kawasan
Kampong Glam atau daerah Haji Lane ini memiliki berbagai spot foto yang
menarik, dimulai dari bentuk rumah atau café yang aesthetic dan juga banyak
sekali mural yang terlukis di hampir setiap dinding di area ini yang menjadikan
tujuan favorit wisatawan untuk berburu foto bagus, yang tentunya juga tak akan
kami lewatkan begitu saja. Berbagai sudut gang di kawasan itu pun kami datangi
untuk melihat berbagai keindahan yang tersedia.
Karena teringat teman-teman yang
berada dikampus, kami berencana membeli key chains di pusat perbelanjaan Bugis.
Banyak sekali jenis buah tangan yang bisa dibeli disana, key chains dijual
dengan harga SGD 10 mendapatkan 3 pack yang masing-masing berisi 8 buah. Selain
itu juga hal yang kami incar sebagai kenang-kenangan adalah kaos. Banyak jenis
kaos yang bercirikan Singapore, dari mulai harga sekitar $10 sampai $20, harga
tentu membawa kualitas. Jadi gue memilih untuk membeli kaos yang medium yaitu
seharga $15 kainnya bagus, lembut dan nggak tipis dan size bajunya juga beda
dengan kebanyakan size yang tersedia di Indonesia, biasanya gue memakai ukuran
M, tetapi kali ini ukuran S masih terasa cukup besar untuk gue pake. Dan selain
itu juga banyak variasi coklat yang dijual disana, akhirnya gue memilih membeli
permen coklat seberat 1 kg dengan harga SGD10.
Hari minggu ini kami sudah memiliki
janji untuk bertemu seseorang, salah satu saudara yang cukup lama tinggal di
Singapore, jadi kami menyempatkan waktu untuk berkunjung saat berada disana,
anyway dia juga yang mensponsori perjalanan MRT kami selama 2 hari di Singapore
dengan meminjamkan 2 kartu e-money (tentunya ada isinya haha) saat lebaran
waktu lalu. Kami sepakat untuk bertemu didalam stasiun MRT Bugis, terlihat dari
kejauhan wanita berkerudung dan seorang remaja bertubuh tinggi disampingnya,
putra pertamanya yang sudah menginjak bangku kuliah. Kemudian memutuskan untuk
pergi mencari makan karena kebetulan semua dari kami belum makan.
Awalnya kami mengusulkan untuk
pergi ke chinatown karena hari kemarin belum sempat mengunjungi pusat pecinan
Singapore tersebut, tetapi setelah didiskusikan pasti lebih susah untuk mencari
makanan halal disana, jadi kami beranjak pergi ke daerah Paya Lebar, berjarak 4
stasiun dari Bugis.
Hal mencengangkan yang kami lihat disana adalah puluhan
bahkan bisa jadi ratusan orang Indonesia, khususnya TKW berkumpul disebuah
taman didekat mall yang berada didekat sana, dibawah pohon sambil bercengkerama
dengan teman-teman sejawatnya mulai dari yang masih muda hingga paruh baya.
Bahkan ada yang membawa sound system kecil untuk berkaraoke ria dengan kelompoknya.
Disini kami memesan rujak india,
isinya banyak berbagai makanan sejenis gorengan gitu sih dikasih saus khasnya
yang ga ngerti itu bahannya apa. Trus juga ada sate lembu dan sate ayam yang
disampingkan dengan ketupat. Dan minuman yang bernama air mata kucing, yaitu
air rebusan dari buah kelengkeng dan juga ada buah kelengkengnya didalam
gelasnya, manis dan segar sekali rasanya ditengah teriknya siang Singapore.
Kenyang perut karena telah terisi
sampai kami berempat tindak sanggup untuk menghabiskan itu semua. Menuju ke
apartemen di area Sengkang yang kurang lebih berjarak 10 km, dengan belasan
dollar untuk taxi online.
Beristirahat sejenak dan memejamkan mata karena
hampir semua tujuan list kami sudah berhasil dikunjungi. Keberangkatan bus kami
menuju Malacca jam 11 PM, kami menggunakan bus Starmart Express yang poolnya berada
di Golden Mile Tower, Beach Rd, dekat dengan Nicoll Highway MRT Station.
Diseberang Golden Mile Tower
terdapat sebuah food court yang menjual makanan khas yang jarang bahkan mungkin
tidak pernah ditemui di Indonesia, yaitu Sup Tulang Merah yang bahan dasarnya
dari tulang sapi yang dibumbu dengan warna yang merah pekat sekali, dimakan
dengan roti.
Dan juga Mutton Chop yaitu daging domba didampingi kentang, kacang polong, dan juga telur.
Setelah itu kami mengunjungi
counter tiket agen bus yang telah kami pesan melalui easybook.com untuk
menukarkan e-ticket kami, setelah tiket didapatkan kami menunggu kedatangan bus
yang akan mengantarkan kami ke Malacca.
Busnya bagus sekali, kursinya lebar
dengan formasi kursi 2-2, acnya cukup dingin dan kondisi dalam busnya cukup
wangi. Saat menaruh tas kedalam bagasi bus, gue mencari jaket putih yang
seinget gue masih gue pake ketika hari pertama gue sampai di Singapore, sampe
seluruh isi tas ransel gue keluar semua, gue tidak menemukan jaket gue. Padahal
itu jaket putih kesayangan gue yang jarang gue pake karena takut kotor dan
masih bagus. Setelah lama memikirkan dimana terakhir naruhnya, teringat bahwa
jaket ditaruh di hostel dan karena bed covernya serba putih juga sepertinya
tertutup dengan selimut amburadul yang belum sempat dibereskan. Dan akhirnya
waktunya untuk mengikhaskan karena juga tidak mungkin untuk mengambilnya
kembali ke hostel yang jaraknya cukup jauh dari lokasi saat itu.
Cerita berikutnya dapat kalian klik disini.
follow instagram @khafid_nrd untuk bertanya apapun mengenai perjalanan ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar