Mengunjungi Wisata Gratis Singapore
Untuk cerita sebelumnya bisa klik disini.
DAY THREE –
6 JULI 2019
Kami sampai di bandara dan
melakukan antrian bagian imigrasi pada tanggal 5 Juli, tetapi setelah melakukan
proses dan antrian yang cukup panjang (tetapi tidak sepanjang waktu di imigrasi
Malaysia) yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
Disebelah tempat antrian
terdapat sebuah etalase berisi beberapa jenis guide book keluaran terbaru dari
Singapore yang bisa kita ambil untuk panduan yang biasanya berisi list wisata
yang bisa kita kunjungi selama di Singapore dan juga peta maupun rute
transportasi umum yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi visitors seperti
kami yang baru pertama kalinya memasuki Singapore. Akhirnya kami keluar dari bagian imigrasi
sudah memasuki tanggal 6 Juli.
Dikarenakan
kami tidak melakukan pemesanan hostel pada malam ini, dan juga karena menghemat
pengeluaran. Kami memutuskan untuk beristirahat di arrival hall, disini
terdapat banyak sofa yang nyaman untuk digunakan beristirahat dan juga memiliki
koneksi wifi yang cukup bagus. Mungkin karena sudah lewat tengah malam, jadi
suasana tidak terlalu ramai, tetapi ada beberapa orang juga yang beristirahat
di sofa layaknya kami.
Karena
tidaktahuan atau kurang mengerti, kami tidak menemukan restoran sepanjang mata
memandang. Karena makan terakhir sudah lebih dari 6 jam yang lalu dan kebiasaan
gue yang tidak bisa tidur ketika perut lapar sangat menyiksa pada malam itu.
Matahari
sudah terbangun dari tidurnya, saatnya kami beranjak dari sofa untuk
melanjutkan perjalanan ini. Hal pertama yang kami cari adalah café atau
restoran, tak selang lama setelah keluar dari arrival hall terdapat gerai McD
favourite gue. Setelah 12 jam tidak memakan apapun karena kami dari KL juga
tidak membawa bekal, hal yang sangat diinginkan adalah nasi, yap karakteristik
orang Indonesia banget. Ternyata setelah memasuki gerai, dan melihat menu yang
terdapat di screen, hanya terdapat berbagai burger dan fries dan beberapa
makanan ringan lainnya. Tidak terdapat nasi sama sekali, harapan gue untuk
mengenyangkan perut dengan segara sudah pupus. Akhirnya dengan berat hati kami
menunda jam sarapan kami agar nanti lebih bisa menikmati makan dengan porsi
jumbo.
Sementara
itu kami memilih untuk menuju salah satu tempat gratis yang dapat dikunjungi
ketika di Changi Airport, yaitu Rain Vortex yang berada di Jewel Changi. Sebuah
air terjun dalan ruangan yang tertinggi di dunia, dengan ketinggian 40 m. Area
Jewel Changi ini dikelilingi 280 toko dan juga restoran, ada juga hutan dan
bukit buatan seluas empat lantai dengan dua jalur setapak, tetapi hutan
buatannya tetap menggunakan tumbuhan dan pohon asli. Untuk mencapai Jewel
Changi dapat menggunakan kereta bandara dan menuju ke Terminal 1, saat berada
pada kereta bandara menuju terminal 1 sudah terlihat dome yang sangat besar berdiameter
sekitar 200 m. Kami datang terlalu pagi sehingga belum banyak gerai yang buka
pada sekitar pukul 7 pagi. Dan saat kami berada pada area hutan buatan dan
berada pada lantai yang paling atas dari Jewel Changi, Rain Vortex pun bahkan
belum mengeluarkan airnya. Tepat
pukul 8 Rain Vortex mengguyurkan airnya ke kolam yang berada dibawahnya, begitu
indahnya. Sayangnya ketika siang lampu-lampu sorot yang mempercantiknya belum
menyala, tetapi tidak mengurangi keindahannya.
Puas berada
disana, kami mengunjungi Universal Studio Singapore (USS) yang berlokasi di
Sentosa Island, sebuah pulau kecil di selatan Singapore. Untuk dapat sampai
disana sangat mudah dicapai dengan moda transportasi MRT dengan tujuan stasiun HarbourFront,
stasiun ini berada tepat di Vivo City Mall.
Nah, karena pagi tadi kami belum
sempat untuk sarapan jadi kami menyempatkan untuk pergi ke food court yang
berada di Vivo City. Selain makanan Chinese dan makanan khas daerah melayu,
juga terdapat makanan Indonesia seperti nasi padang, tetapi dengan harga yang
tidak murah juga diatas SGD 5, waktu itu kurs 1 SGD setara dengan 10.500.
Mata
gue tertuju pada bebek yang digantung berjajar disebuah kedai makanan chinese,
akhirnya gue memensan Braised Duck Rice seharga SGD 5, dengan harga itu sangat
worth untuk dibeli karena bebeknya sangat lembut dan bumbu pada nasinya yang
sangat terasa gurih, juga disajikan semangkuk kecil soup.
Perut sudah
terisi saatnya untuk mencari transportasi menuju Sentosa Island, yaitu dengan
menggunakan Monorail Sentosa Express, dengan biaya SGD 4. Dengan harga segitu
kami cukup terkejut sih padahal jaraknya sebenarnya tidak terlalu jauh dari
Mall, karena jika kami naik MRT biasa harga yang dipatok hanya sekitar SGD 1
sampai dengan SGD 2. Kemudian nanti turun di World Resort Station, dan jalan
keluar dari stasiun sejauh 100 m sudah terlihat icon bola dunia USS.
Kami tidak
membeli tiket masuk USS dikarenakan harga yang tidak murah, setahu kami sekitar
750.000 rupiah, dan juga karena alasan waktu kami di Singapore yang tidak
begitu lama, jadi setelah mendapatkan foto-foto yang bagus sebagai penanda kami
telah mengunjungi Universal Studio, kami melanjutkan ke tujuan lain yang sudah
masuk ke dalam list kami.
Saat kami
mencari list tempat hunting foto di Singapore, muncul lah nama Clarke Quay.
Sebenarnya kami juga belum terbayang seperti apa tempatnya, tapi apa salahnya
kita mencoba. Menggunakan jalur North East Line berwarna ungu, kami turun di
Clarke Quay Station. Dengan berjalan kaki sekitar 300 meter, terlihatlah
bangunan-bangunan unik Clarke Quay dan Riverside. Tatanan rumah-rumah unik dan
juga banyak kedai café maupun live music tersedia disana, namun saat kami
kesana keseluruhan aktivitas dari Clarke Quay belum dimulai, karena semuanya
dimulai pada malam hari.
Karena sedikit kecewa karena tak banyak hal yang kami
temui disana, kami memutuskan untuk menyusuri sungai. Didekat jembatan terdapat
penjual ice cream sandwich Singapore, dijual dengan harga sekitar SGD1.5 sangat
mengobati rasa haus kami ketika menghadapi panasnya Singapore.
Tetap
menggunakan jalur MRT yang sama dengan pemberhentian Little India Station. Suasana
berbeda dari kemewahan dan kemodernan Singapore terdapat disini, kawasan dengan
budaya India yang masih sangat kental. Banyak penjual makanan vegetarian,
penjual rangkaian bunga khas India, dan juga barang-barang lain khas India
tersedia banyak disini. Dan hal yang kami sukai disini adalah arsitektur
rumah-rumah di area ini yang unik, penuh warna warni.
Salah satu yang terkenal
adalah Tan Teng Niah Residence yang berada di Kerbau Road. Menyuguhkan
warna-warni yang mencolok mula dari pintu, jendela, hingga dindingnya. Bangunan
berwarna ini adalah hasil pekerjaan restorasi Cina terakhir yang masih bertahan
di lokasi ini. Hanya butuh satu menit dari MRT Little India untuk mencapai
lokasi ini. Coretan mural keren banyak ditemukan di Little India yang sangat
instagrammable.
Jika kalian
ingin berbelanja, pusat perbelanjaan 24 jam Mustafa Center Singapore menawarkan
segalanya dari elektronik sampai bahan makanan. Berkunjunglah selama Deepavali
biasanya dibulan Oktober dan November dan Pongal pada pertengahan Januari,
perayaan penuh kegembiraan yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Saran dari
kami kalau berkunjung ke daerah ini jangan tepat pada siang hari karena ketika
musim kemarau akan terasa sangat panas sekali dikarenakan area ini tidak
terlalu banyak pohon-pohon untuk berteduh juga. Bisa juga menggunakan body
lotion atau sun cream.
Check in
hostel kami sudah dapat dilakukan, karena waktu sudah menunjukkan sekitar pukul
14:30. Kami menuju tempat hostel kami di kawasan Kampong Glam dengan menaiki
MRT dengan tujuan Bugis station. Hostel kami jaraknya sekitar 500 meter dari
MRT Bugis Station, area disekitar hostel kami ini cukup menarik, terdapat
banyak café-café keren yang dihiasi berbagai lampu-lampu dan lukisan mural yang
derdapat diberbagai sisi tembok bangunan.
Hostel kami ini berada di lantai 2
disebuah ruko, dengan ranjang tingkat berbalut sprei dan selimut putih,
disetiap ranjangnya terdapat korden yang menutupi ketika tidur atau sedang
berganti baju, terdapat 2 AC untuk sekitar 8 ranjang yang berada pada 1 ruangan
yang cukup besar itu. Kondisi ruangannya cukup baik dan tidak terlalu pengap
seperti hostel kami di Kuala Lumpur waktu itu. Walaupun menggunakan kamar mandi
umum yang berada diluar kamar juga kebersihannya tetap dijaga. Setiap penghuni
kamar diberikan kunci berupa kartu, jadi yang tidak memiliki kartu tersebut
tidak bisa memasuki ruangan kamar secara sembarangan. Dibawah ranjang terdapat
loker untuk menaruh tas atau barang berharga ketika ingin ditinggalkan di kamar
ketika ingin bepergian.
Setelah semalam tidur di sofa,
paginya langsung jalan-jalan ke berbagai tempat dengan membawa tas besar berisi
pakaian dan lain-lain kepanasan di little India, terkuraslah tenaga kami hari
itu. Menyempatkan waktu sekitar 1 jam untuk tidur terlebih dahulu sebelum
melanjutkan explore kami pada sore hari. Selain itu juga kami perlu melakukan
charge kamera, handphone maupun power bank. Untuk colokan listrik, kalian harus
menyiapkan jenis colokan lain yaitu type G atau colokan 3 pin yang digunakan di
Malaysia dan Singapore, berbeda dengan type C dan type F yang memiliki 2 pin.
Dan jangan lupa untuk membawa kabel rol jika kalian membawa barang elektronik
lain selain handphone, seperti kamera dan power bank agar semakin mempermudah
kalian untuk mengakses listrik.
Energi telah terisi kembali setelah
tidur sesaat, saatnya kembali lagi mengeksplore Singapore di sore dan malam
hari. Tujuan utama kami yaitu Merlion Park, kami berusaha untuk sampai disana
pada saat matahari masih bersinar tetapi tidak terik, agar bisa mendapatkan
foto ketika terang dan gelap di malam hari. Kembali menggunakan MRT dari Bugis
Station menuju Raffles Place Station kemudian berjalan kaki sekitar 400 meter
baru sampailah dikawasan Merlion Park, yang didepannya terlihat Marina Bay
Sands, Esplanade dan juga Helix Bridge.
Karena saat itu bertepatan dengan hari
Sabtu, jadi sangat ramai sekali, bahkan kami mengantri untuk mendapatkan spot
foto terbaik didepan patung Merlion. Kami tidak begitu mengerti karena akan ada
acara apa disana tetapi sore itu terdapat beberapa kapal di teluk depan Merlion
yang menembakkan meriam berkali-kali dan juga ada rombongan helicopter yang
membawa bendera Singapore yang sangat besar terbang diatas kawasan itu yang
mana menjadi pusat perhatian para pengunjung.
Karena sudah cukup mendapatkan foto
di Merlion Park saat sore hari, dan kebetulan juga kami belum makan jadi kami
memutuskan untuk membeli makan dahulu sambil menunggu waktu petang.
Banyak
sekali café di riverside dekat Merlion, tetapi kami melihatnya sepertinya
harganya tidak terjangkau dengan kantong kami, jadi kami terus menyusuri jalan
sambil melihat-lihat jikalau ada café yang harganya sedikit miring. Akhirnya
kami menemukan café yang menjual sejenis rice bowl di Circular Rd.
Saat kami jalan dalam perjalanan
kembali ke area Merlion, kami melihat fireworks yang begitu besar dan banyak
kami mengira awalnya hanya pengunjung yang sedang ingin menyalakan kembang api,
ternyata setelah beberapa saat semakin meriah, akhirnya kami pun langsung
berlari kembali menuju kawasan Merlion untuk melihatnya, ternyata memang ada
sejenis fireworks show di area tersebut, dan dimulai pukul 8 PM. Sangat indah
dengan background Marina Bay Sands dan teluk yang memancarkan bayangan
cahaya-cahaya disekelilingnya.
Tujuan kami selanjutnya adalah
Garden by the Bay. Dengan menyusuri pinggir teluk itu dan berjalan santai
menikmati indahnya cahaya-cahaya gedung pencakar langit Singapore, Merlion Park
dan Marina Bay Sands. Lokasi Garden by the Bay berada dibelakang Marina Bay
Sands.
Teryata begitu jauh sekali jaraknya walau terlihat begitu dekat ketika
berada di area Merlion tadi, jaraknya hampir 2 km jika dilihat di Maps, begitu
melelahkan bagi kami di malam itu. Sialnya adalah ketika sudah sampai di area
Giant Trees lampu yang menyala tidak semeriah yang biasanya kami lihat di
instagram maupun social media lainnya, dikarenakan waktu sudah menunjukkan
pukul 11 dan sudah close. Padahal biasanya ada pertunjukan permainan cahaya
lampu yang terdapat di Giant Treesnya dengan iringan musik-musik indah. Setelah
cukup beristirahat disana kami kembali ke penginapan dengan menggunakan MRT BayFront
yang berada disebelah Garden by the Bay tepat.
Cerita berikutnya dapat kalian klik disini.
follow instagram @khafid_nrd untuk bertanya apapun mengenai perjalanan ini..
Wah keren kak... Sangat menginspirasi biar bisa jalan ke luar negeri
BalasHapus