Selasa, 17 Maret 2020

6 HARI TRAVELING MALAYSIA DAN SINGAPORE - PART 3/6



Mengunjungi Wisata Gratis Singapore



Untuk cerita sebelumnya bisa klik disini.


DAY THREE – 6 JULI 2019



            Kami sampai di bandara dan melakukan antrian bagian imigrasi pada tanggal 5 Juli, tetapi setelah melakukan proses dan antrian yang cukup panjang (tetapi tidak sepanjang waktu di imigrasi Malaysia) yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit.



Disebelah tempat antrian terdapat sebuah etalase berisi beberapa jenis guide book keluaran terbaru dari Singapore yang bisa kita ambil untuk panduan yang biasanya berisi list wisata yang bisa kita kunjungi selama di Singapore dan juga peta maupun rute transportasi umum yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi visitors seperti kami yang baru pertama kalinya memasuki Singapore. Akhirnya kami keluar dari bagian imigrasi sudah memasuki tanggal 6 Juli.


            Dikarenakan kami tidak melakukan pemesanan hostel pada malam ini, dan juga karena menghemat pengeluaran. Kami memutuskan untuk beristirahat di arrival hall, disini terdapat banyak sofa yang nyaman untuk digunakan beristirahat dan juga memiliki koneksi wifi yang cukup bagus. Mungkin karena sudah lewat tengah malam, jadi suasana tidak terlalu ramai, tetapi ada beberapa orang juga yang beristirahat di sofa layaknya kami.
            Karena tidaktahuan atau kurang mengerti, kami tidak menemukan restoran sepanjang mata memandang. Karena makan terakhir sudah lebih dari 6 jam yang lalu dan kebiasaan gue yang tidak bisa tidur ketika perut lapar sangat menyiksa pada malam itu.


            Matahari sudah terbangun dari tidurnya, saatnya kami beranjak dari sofa untuk melanjutkan perjalanan ini. Hal pertama yang kami cari adalah café atau restoran, tak selang lama setelah keluar dari arrival hall terdapat gerai McD favourite gue. Setelah 12 jam tidak memakan apapun karena kami dari KL juga tidak membawa bekal, hal yang sangat diinginkan adalah nasi, yap karakteristik orang Indonesia banget. Ternyata setelah memasuki gerai, dan melihat menu yang terdapat di screen, hanya terdapat berbagai burger dan fries dan beberapa makanan ringan lainnya. Tidak terdapat nasi sama sekali, harapan gue untuk mengenyangkan perut dengan segara sudah pupus. Akhirnya dengan berat hati kami menunda jam sarapan kami agar nanti lebih bisa menikmati makan dengan porsi jumbo.


            Sementara itu kami memilih untuk menuju salah satu tempat gratis yang dapat dikunjungi ketika di Changi Airport, yaitu Rain Vortex yang berada di Jewel Changi. Sebuah air terjun dalan ruangan yang tertinggi di dunia, dengan ketinggian 40 m. Area Jewel Changi ini dikelilingi 280 toko dan juga restoran, ada juga hutan dan bukit buatan seluas empat lantai dengan dua jalur setapak, tetapi hutan buatannya tetap menggunakan tumbuhan dan pohon asli. Untuk mencapai Jewel Changi dapat menggunakan kereta bandara dan menuju ke Terminal 1, saat berada pada kereta bandara menuju terminal 1 sudah terlihat dome yang sangat besar berdiameter sekitar 200 m. Kami datang terlalu pagi sehingga belum banyak gerai yang buka pada sekitar pukul 7 pagi. Dan saat kami berada pada area hutan buatan dan berada pada lantai yang paling atas dari Jewel Changi, Rain Vortex pun bahkan belum mengeluarkan airnya. Tepat pukul 8 Rain Vortex mengguyurkan airnya ke kolam yang berada dibawahnya, begitu indahnya. Sayangnya ketika siang lampu-lampu sorot yang mempercantiknya belum menyala, tetapi tidak mengurangi keindahannya.


            Puas berada disana, kami mengunjungi Universal Studio Singapore (USS) yang berlokasi di Sentosa Island, sebuah pulau kecil di selatan Singapore. Untuk dapat sampai disana sangat mudah dicapai dengan moda transportasi MRT dengan tujuan stasiun HarbourFront, stasiun ini berada tepat di Vivo City Mall. 


Nah, karena pagi tadi kami belum sempat untuk sarapan jadi kami menyempatkan untuk pergi ke food court yang berada di Vivo City. Selain makanan Chinese dan makanan khas daerah melayu, juga terdapat makanan Indonesia seperti nasi padang, tetapi dengan harga yang tidak murah juga diatas SGD 5, waktu itu kurs 1 SGD setara dengan 10.500. 


Mata gue tertuju pada bebek yang digantung berjajar disebuah kedai makanan chinese, akhirnya gue memensan Braised Duck Rice seharga SGD 5, dengan harga itu sangat worth untuk dibeli karena bebeknya sangat lembut dan bumbu pada nasinya yang sangat terasa gurih, juga disajikan semangkuk kecil soup.


            Perut sudah terisi saatnya untuk mencari transportasi menuju Sentosa Island, yaitu dengan menggunakan Monorail Sentosa Express, dengan biaya SGD 4. Dengan harga segitu kami cukup terkejut sih padahal jaraknya sebenarnya tidak terlalu jauh dari Mall, karena jika kami naik MRT biasa harga yang dipatok hanya sekitar SGD 1 sampai dengan SGD 2. Kemudian nanti turun di World Resort Station, dan jalan keluar dari stasiun sejauh 100 m sudah terlihat icon bola dunia USS. 


Kami tidak membeli tiket masuk USS dikarenakan harga yang tidak murah, setahu kami sekitar 750.000 rupiah, dan juga karena alasan waktu kami di Singapore yang tidak begitu lama, jadi setelah mendapatkan foto-foto yang bagus sebagai penanda kami telah mengunjungi Universal Studio, kami melanjutkan ke tujuan lain yang sudah masuk ke dalam list kami.
           


            Saat kami mencari list tempat hunting foto di Singapore, muncul lah nama Clarke Quay. Sebenarnya kami juga belum terbayang seperti apa tempatnya, tapi apa salahnya kita mencoba. Menggunakan jalur North East Line berwarna ungu, kami turun di Clarke Quay Station. Dengan berjalan kaki sekitar 300 meter, terlihatlah bangunan-bangunan unik Clarke Quay dan Riverside. Tatanan rumah-rumah unik dan juga banyak kedai café maupun live music tersedia disana, namun saat kami kesana keseluruhan aktivitas dari Clarke Quay belum dimulai, karena semuanya dimulai pada malam hari. 


Karena sedikit kecewa karena tak banyak hal yang kami temui disana, kami memutuskan untuk menyusuri sungai. Didekat jembatan terdapat penjual ice cream sandwich Singapore, dijual dengan harga sekitar SGD1.5 sangat mengobati rasa haus kami ketika menghadapi panasnya Singapore.


            Tetap menggunakan jalur MRT yang sama dengan pemberhentian Little India Station. Suasana berbeda dari kemewahan dan kemodernan Singapore terdapat disini, kawasan dengan budaya India yang masih sangat kental. Banyak penjual makanan vegetarian, penjual rangkaian bunga khas India, dan juga barang-barang lain khas India tersedia banyak disini. Dan hal yang kami sukai disini adalah arsitektur rumah-rumah di area ini yang unik, penuh warna warni. 


Salah satu yang terkenal adalah Tan Teng Niah Residence yang berada di Kerbau Road. Menyuguhkan warna-warni yang mencolok mula dari pintu, jendela, hingga dindingnya. Bangunan berwarna ini adalah hasil pekerjaan restorasi Cina terakhir yang masih bertahan di lokasi ini. Hanya butuh satu menit dari MRT Little India untuk mencapai lokasi ini. Coretan mural keren banyak ditemukan di Little India yang sangat instagrammable.


            Jika kalian ingin berbelanja, pusat perbelanjaan 24 jam Mustafa Center Singapore menawarkan segalanya dari elektronik sampai bahan makanan. Berkunjunglah selama Deepavali biasanya dibulan Oktober dan November dan Pongal pada pertengahan Januari, perayaan penuh kegembiraan yang sangat sayang untuk dilewatkan.


            Saran dari kami kalau berkunjung ke daerah ini jangan tepat pada siang hari karena ketika musim kemarau akan terasa sangat panas sekali dikarenakan area ini tidak terlalu banyak pohon-pohon untuk berteduh juga. Bisa juga menggunakan body lotion atau sun cream.


            Check in hostel kami sudah dapat dilakukan, karena waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 14:30. Kami menuju tempat hostel kami di kawasan Kampong Glam dengan menaiki MRT dengan tujuan Bugis station. Hostel kami jaraknya sekitar 500 meter dari MRT Bugis Station, area disekitar hostel kami ini cukup menarik, terdapat banyak café-café keren yang dihiasi berbagai lampu-lampu dan lukisan mural yang derdapat diberbagai sisi tembok bangunan.


Hostel kami ini berada di lantai 2 disebuah ruko, dengan ranjang tingkat berbalut sprei dan selimut putih, disetiap ranjangnya terdapat korden yang menutupi ketika tidur atau sedang berganti baju, terdapat 2 AC untuk sekitar 8 ranjang yang berada pada 1 ruangan yang cukup besar itu. Kondisi ruangannya cukup baik dan tidak terlalu pengap seperti hostel kami di Kuala Lumpur waktu itu. Walaupun menggunakan kamar mandi umum yang berada diluar kamar juga kebersihannya tetap dijaga. Setiap penghuni kamar diberikan kunci berupa kartu, jadi yang tidak memiliki kartu tersebut tidak bisa memasuki ruangan kamar secara sembarangan. Dibawah ranjang terdapat loker untuk menaruh tas atau barang berharga ketika ingin ditinggalkan di kamar ketika ingin bepergian.



Setelah semalam tidur di sofa, paginya langsung jalan-jalan ke berbagai tempat dengan membawa tas besar berisi pakaian dan lain-lain kepanasan di little India, terkuraslah tenaga kami hari itu. Menyempatkan waktu sekitar 1 jam untuk tidur terlebih dahulu sebelum melanjutkan explore kami pada sore hari. Selain itu juga kami perlu melakukan charge kamera, handphone maupun power bank. Untuk colokan listrik, kalian harus menyiapkan jenis colokan lain yaitu type G atau colokan 3 pin yang digunakan di Malaysia dan Singapore, berbeda dengan type C dan type F yang memiliki 2 pin. Dan jangan lupa untuk membawa kabel rol jika kalian membawa barang elektronik lain selain handphone, seperti kamera dan power bank agar semakin mempermudah kalian untuk mengakses listrik.


Energi telah terisi kembali setelah tidur sesaat, saatnya kembali lagi mengeksplore Singapore di sore dan malam hari. Tujuan utama kami yaitu Merlion Park, kami berusaha untuk sampai disana pada saat matahari masih bersinar tetapi tidak terik, agar bisa mendapatkan foto ketika terang dan gelap di malam hari. Kembali menggunakan MRT dari Bugis Station menuju Raffles Place Station kemudian berjalan kaki sekitar 400 meter baru sampailah dikawasan Merlion Park, yang didepannya terlihat Marina Bay Sands, Esplanade dan juga Helix Bridge. 


Karena saat itu bertepatan dengan hari Sabtu, jadi sangat ramai sekali, bahkan kami mengantri untuk mendapatkan spot foto terbaik didepan patung Merlion. Kami tidak begitu mengerti karena akan ada acara apa disana tetapi sore itu terdapat beberapa kapal di teluk depan Merlion yang menembakkan meriam berkali-kali dan juga ada rombongan helicopter yang membawa bendera Singapore yang sangat besar terbang diatas kawasan itu yang mana menjadi pusat perhatian para pengunjung.


Karena sudah cukup mendapatkan foto di Merlion Park saat sore hari, dan kebetulan juga kami belum makan jadi kami memutuskan untuk membeli makan dahulu sambil menunggu waktu petang. 


Banyak sekali café di riverside dekat Merlion, tetapi kami melihatnya sepertinya harganya tidak terjangkau dengan kantong kami, jadi kami terus menyusuri jalan sambil melihat-lihat jikalau ada café yang harganya sedikit miring. Akhirnya kami menemukan café yang menjual sejenis rice bowl di Circular Rd.




Saat kami jalan dalam perjalanan kembali ke area Merlion, kami melihat fireworks yang begitu besar dan banyak kami mengira awalnya hanya pengunjung yang sedang ingin menyalakan kembang api, ternyata setelah beberapa saat semakin meriah, akhirnya kami pun langsung berlari kembali menuju kawasan Merlion untuk melihatnya, ternyata memang ada sejenis fireworks show di area tersebut, dan dimulai pukul 8 PM. Sangat indah dengan background Marina Bay Sands dan teluk yang memancarkan bayangan cahaya-cahaya disekelilingnya.



Tujuan kami selanjutnya adalah Garden by the Bay. Dengan menyusuri pinggir teluk itu dan berjalan santai menikmati indahnya cahaya-cahaya gedung pencakar langit Singapore, Merlion Park dan Marina Bay Sands. Lokasi Garden by the Bay berada dibelakang Marina Bay Sands.


 Teryata begitu jauh sekali jaraknya walau terlihat begitu dekat ketika berada di area Merlion tadi, jaraknya hampir 2 km jika dilihat di Maps, begitu melelahkan bagi kami di malam itu. Sialnya adalah ketika sudah sampai di area Giant Trees lampu yang menyala tidak semeriah yang biasanya kami lihat di instagram maupun social media lainnya, dikarenakan waktu sudah menunjukkan pukul 11 dan sudah close. Padahal biasanya ada pertunjukan permainan cahaya lampu yang terdapat di Giant Treesnya dengan iringan musik-musik indah. Setelah cukup beristirahat disana kami kembali ke penginapan dengan menggunakan MRT BayFront yang berada disebelah Garden by the Bay tepat.


Cerita berikutnya dapat kalian klik disini.

follow instagram @khafid_nrd untuk bertanya apapun mengenai perjalanan ini..

1 komentar:

  1. Wah keren kak... Sangat menginspirasi biar bisa jalan ke luar negeri

    BalasHapus