Selasa, 17 Maret 2020

6 HARI TRAVELING MALAYSIA DAN SINGAPORE - PART 1/6



Perjalanan Low Budget ke Malaysia & Singapore. 

Merlion Park

Tulisan ini mungkin agak sedikit panjang, jadi semoga kalian nggak migrain setelah membaca tulisan gue ini ya, karena gue mencoba menjelaskan sedetail mungkin bilamana kalian butuh referensi untuk pergi berlibur ke Malaysia atau Singapore.

Jadi semua perjalanan panjang ini berawal dari temen gue (Yudhiet, partner gue backpacker kali ini) yang bikin instastory tiket SUB-KLIA atau dari Surabaya ke Kuala Lumpur hanya Rp250.000 (ketika AirAsia masih bekerjasama dengan Traveloka), berawal dari situ kami berkeinginan untuk mencoba liburan ke luar negeri yang pertama kalinya bagi kami (liburan ya bukan lomba atau hal yang lainnya).

Jadi dalam trip ini kami memutuskan untuk mengunjungi 3 kota, yaitu Kuala Lumpur, Singapore, dan Malacca. Hal yang pertama dilakukan adalah booking tiket, karena ketika semakin mendekati hari H, harga tiket pesawat akan terus mengalami kenaikan. Trip inikami  lakukan pada bulan Juli 2019, jadi pada awal pertengahan bulan Februari kami sudah melakukan pemesanan tiket PP CGK-KUL dan juga book hostel. Setelah pemesanan selesai dilakukan, kami membicarakan tujuan-tujuan yang mungkin bisa kami kunjungi, dengan mempertimbangkan jarak dari pusat kota / tempat penginapan kami dan juga biaya terkait.

Karena kami punya 4 hari penuh disana, agak banyak waktu nganggur jika hanya berkeliling Kuala Lumpur, mau menambah tujuan ke Penang biayanya agak mahal dan jarak yang cukup jauh sekitar 360 KM. Dan saat kami cek, ternyata tiket KUL-SIN atau tujuan Changi Airport, Singapore hanya Rp 173.700, menggunakan maskapai SCOOT. Tanpa pikir panjang, seminggu dari pemesanan tiket pertama, kami booking tiket dari KLIA2 menuju Changi Airport.

Rain Vortex Changi

Menurut kabar, tempat paling strategis untuk backpacker dan pelancong kantong kering seperti kami menginap adalah di kawasan Bukit Bintang, tempatnya dekat dengan Monorail, Alor Street Food, dan keramaian turis asing lainnya. Karena juga disana memang banyak ditemukan hostel murah dibawah Rp 200.000 semalam. Untuk penginapan di Singapore tempat paling recommended adalah kawasan Kampong Glam, atau kawasan Bugis. Walau disini kami temukan harga yang sedikit lebih mahal, tetapi selebihnya kamarnya bersih dan rapi ketimbang hostel yang kami tinggali di KL.

Jadi sebenarnya, kami sudah memesan hostel di KL 6 malam full, bersamaan dengan pemesanan tiket pesawat pada pertengahan Februari lalu. Nah setelah itu, kami baru terpikirkan untuk pergi ke Singapore, karena sayang pada hostel yang telah kami pesan, niat awal hanya sehari trip ke Singapore, tetapi setelah kami pikir panjang, waktu sehari saja tidak akan cukup untuk mengunjungi list destinasi wisata SG yang telah kami buat, jadi harus memesan hostel untuk 1 malam disana.

Dikarenakan tiket pulang balik ke KL sangat mahal dari Changi, maka kami memutuskan untuk naik bus dari Singapore, dengan tujuan Malacca. Harganya sedikit lebih murah dibandingkan dengan harga tiket keberangkatan kami ke Singapore tadi, kami sangat dipermudah karena bisa melakukan pemesanan via easybook.com.

Jadi biaya sebelum keberangkatan yang harus sudah kami siapkan dari awal sebagai berikut:
1.      Tiket pesawat AirAsia CGK-KLIA2 = Rp 372.000
2.      Tiket pesawat AirAsia KLIA2-CGK = Rp 381.000
3.      Tiket pesawat SCOOT KLIA2-Changi = Rp 173.700
4.      Tiket bus Singapore-Malacca Central = Rp 167.000
5.      Tiket bus Malacca Sentral-Terminal Bersepadu Selatan = RM 13.7 / Rp 45.000
6.  ABS Bintang Guest House, Bukit Bintang (6 Night) = Rp 780.00 atau Rp 390.000/person
(Rp 130.000/room/night for 2 person.)
7.      Kampong @Arab Hostel, Bugis, SG (1 Night) = Rp 178.000/person

Jadi kalau ditotal sekitar 1.7 juta untuk akomodasi yang harus dipersiapkan sebelum keberangkatan, diluar pembuatan passport. Pembuatan passport baru 48 halaman, awal tahun 2019 masih Rp 350.000. Oh ya, untuk yang mungkin belum mengerti. Bepergian ke luar negeri khususnya di negara-negara Asia Tenggara dibebaskan dari visa, jadi gratis untuk durasi waktu yang ditentukan oleh pihak imigrasi negara terkait.



DAY ONE – 4 JULI 2019

            Keberangkatan kami mulai dari Terminal Bus Kota Depok, untuk menuju bandara terdapat transportasi bus yang langsung mengantarkan kami menuju airport. Bus Hiba Utama, dengan harga Rp 60.000 mengantarkan kami langsung menuju terminal 2F bandara SoeHatt, tiket bisa dibeli langsung di counter terkait di Terminal Depok. Perjalanan ditempuh melalui jalan tol, jadi perjalanan lebih cepat dan terhindar dari macetnya ibu kota. Berangkat pukul 10:00 pagi, karena preventive terhadap hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, perjalanan kurang lebih ditempuh sekitar 2 sampai 2.5 jam dari Depok menuju Tangerang.

Sebelum keberangkatan, kami mempersiapkan data roaming terlebih dahulu agar tidak ribet ketika sudah sampai di KL, paket 1 minggu dengan harga Rp 220.000 dari telkomsel sangatlah membantu. Pesawat lepas landas pukul 14:30 dari SoeHatt, perjalanan membutuhkan waktu 2 jam, tetapi kita sampai pukul 18:05 waktu setempat, karena waktu di Malaysia 1 jam lebih cepat dari WIB.

            Sesampainya di airport kami sibuk menyalakan data raoming kami yang sedikit mengalami trouble, menjadikan kami telat untuk mengantri bagian imigrasi. Padahal antrian masuk Malaysia untuk asing begitu banyak sekali walau sudah dipisah dari line warga negara Malaysia. Alhasil kami mengantri sangat lama sekali hingga memakan waktu sekitar 2 jam hanya untuk melewati bagian imigrasi. Setelah handphone sudah terkoneksi internet dan sudah melewati bagian imigrasi, saatnya mencari transportasi ke pusat Kota Kuala Lumpur, KLIA2 ini tempatnya bukan di dekat pusat kota. KLIA2 berada di Sepang, Selangor, berjarak sekitar 60 KM dan memerlukan waktu 1 jam dari pusat Kota Kuala Lumpur.

Tiket KLIA Express

Transportasi yang paling mudah ditemui setelah keluar dari bagian imigrasi adalah KLIA Express, kereta bandara yang menghubungkan KLIA 1, 2 dan KL Sentral. Setelah mendapati counter tiketnya, kami langsung mengantri dibelakang calon penumpang lainnya. Setelah memesan tiket betapa kagetnya ternyata harganya RM 55, hampir setara dengan Rp 190.000 kurs Rp 3.400. 

KLIA Express

Akhirnya kami tetap membelinya karena keterbatasan info mengenai transportasi lain yang kami tahu, mungkin memang karena kurang bertanya pada orang di sekitar airport aja sih. Tetapi memang kualitas dari keretanya sangat nyaman, bersih dan bagus, bolehlah sekali mencoba walau menguras kantong, sekadar pengalaman saja, tetapi tidak untuk kedua kalinya. Waktu yang ditempuh KLIA Express menuju KL Sentral sekitar 40 menit, melewati daerah Putrajaya, pusat pemerintahan Malaysia.

KL Central

            Setibanya di KL Sentral, kami seperti terpukau dengan pusat transit moda transportasi umum di Kuala Lumpur ini, begitu besar, semua jenis transportasi bersatu disini, MRT, LRT, KTM, KLIA Express, dan juga BRT. Terintegrasi dengan mall juga, jadi begitu ramainya tempat ini, disebelah KL Sentral juga terdapat Kawasan Little India.

Kawasan Bukit Bintang


            Nah, untuk mencapai kawasan Bukit Bintang, kami menggunakan Monorail KL Sentral – Titiwangsa, hanya dengan RM 2.5 melewati 4 stasiun, tak membutuhkan waktu yang lama, karena headway Monorail juga sebentar kami sampai di Stasiun Monorail Bukit Bintang. Kesan pertama setelah keluar dari stasiun adalah, WOW. Tempatnya ramai sekali, banyak turis asing lalu lalang di trotoar maupun penyebrangan jalan, banyak musisi jalanan yang sampai menggunakan sound system, berbagai restoran, penginapan dan juga toko tersedia, benar-benar tempat berkumpulnya pelancong mancanegara. Walaupun budaya Indonesia dan Malaysia sebenarnya tidak begitu jauh, tapi disini terasa sangat berbeda atmosfernya, seperti berada jauh dari Indonesia, begitu fancy. Diversitas yang dimiliki Kota Kuala Lumpur sangatlah tinggi, dimana 3 etnis sangat mendominasi disini, antara Muslim, Tionghoa, dan India.


            Setelah mengamati kondisi sekitar, kami yang cukup lapar karena makan terakhir di bandara Soekarno-Hatta tadi siang, dan kami sampai di kawasan Bukit Bintang sekitar pukul 20:30 MST (Malaysian Standard Time), memutuskan untuk mengunjungi kawasan Alor Street Food tidak jauh dari stasiun monorail, sekitar 300 M. Sesampainya disana, kerumunan manusia tak terelakkan, ketika malam hari jalan ini berubah menjadi food court, ribuan meja dan kursi makan berjajar disepanjang jalan ini, jalanan dipenuhi orang-orang dengan perut kosong yang ingin mencoba berbagai makanan yang mungkin jarang kami temui di daerah asal masing-masing. Alor Street Food memiliki panjang sekitar 250 meter, sisi kanan dan kiri jalan penuh dengan penjaja makanan yang menawarkan jualan mereka. Mayoritas hidangan yang disediakan adalah Thai food, Chinese food, Vietnamese food. Agak susah untuk mencari rumah makan yang menyediakan makanan halal, karena mayoritas dari mereka menggunakan daging babi sebagai salah satu menu yang dihidangkan.
           
Jalan Alor

Keramaian jalan Alor sampai melewati tengah malam, sekitar jam 2 – 3 pagi. Ketika hendak bertransaksi disana biasanya kami melihat pedagangnya terlebih dahulu, ketika yang berjualan orang melayu menggunakan bahasa Indonesia campur sedikit bahasa melayu sebatas yang kami bisa, bahkan tak sekali saja kami menemukan penjualnya berasal dari Jawa, kalau yang jualan chinese menggunakan bahasa inggris, karena orang chinese yang sudah lewat paruh baya terkadang ada yang tidak bisa menggunakan bahasa melayu, jadi karena tidak fasih bahasa mandarin, memang tidak bisa sih, kami gunakanlah bahasa inggris secukupnya.


Karena terlalu banyak makanan yang tersedia disana, kami sampai bingung untuk memilih yang mana, sampai kami berakhir pada ujung jalan yang sudah sepi pengunjung, terdapat warung dipinggir jalan yang menyediakan nasi lemak dan ketika dilihat harganya cukup murah, hanya RM10.


Setelah selesai makan, kami mencari rute terdekat untuk mencapai hostel kami, ABS Bintang Guest House jalan Bukit Bintang. Tak lama setelah jalan, kami sudah menemukan board nama hostel kami. Tetapi yang kami herankan adalah, tempat kami berdiri itu adalah money changer dan hostel lain, namun diantara 2 bangunan tersebut ada tangga sempit kurang dari 1.5 M. Ternyata hostel kami berada di lantai 3 bangunan tersebut, tidak begitu besar. Hanya satu lantai dan terdapat belasan kamar dan 2 kamar mandi umum di ujung lorong kamar. Sebenarnya kondisi hostel ini dibawah ekspektasi kami, terutama bagian kamar tidur dan kamar mandi. Kamar tidur yang tidak terdapat ventilasi menjadikannya lembab dan terasa pengap, walaupun terdapat ac didalamnya tetap terasa berbeda feelnya. Kemudian kamar mandi, mungkin dikarenakan untuk umum, menjadikannya kurang nyaman untuk dipakai karena terdapat bekas rambut-rambut yang tersisa di lantai sehabis pengguna sebelumnya, atau pun bekas jejak kaki yang kotor, membuatnya terasa sedikit terganggu.

Terlepas dari bagaimana keadaan hostel, tetap dinikmati sajalah, nggak mungkin juga mau pindah hostel yang lainnya. Karena kami ingin memaksimalkan waktu yang kami miliki disana untuk mengunjungi lokasi yang menarik. Selepas check in hostel pukul 22:30 MST, berberes pakaian yang ada di tas, membersihkan diri dan berganti pakaian yang lebih santai, kami memutuskan untuk berangkat menuju Petronas Tower, yang berjarak 1.5 KM dari penginapan, dengan berjalan kaki sambil menikmati suasana malam Kota Kuala Lumpur. Berangkat dari hostel sekitar pukul 23:15 MST, perjalanan ditempuh sekitar 30 menit, walau dilakukan dengan jalan santai ternyata cukup melelahkan, apalagi harga air mineral di KL harganya cukup mahal, beberapa kali lipat harga normal di Indonesia.

Jalur pedestrian menuju KL Tower

Walau puncak menara Petronas terlihat dari kawasan penginapan kami di Bukit Bintang, ternyata saat jalan kaki tidak sedekat yang kami bayangkan. Setelah berkeluh kesah ria, sampai di depan Mall Suria KLCC yang mana diatasnya adalah Petronas Tower, setelah memutari kawasan ini sampalah kami di bagian depan yang terdapat taman dan air mancur, tempat iconic untuk mengambil foto karena terdapat space yang luas untuk mendapatkan angle yang bagus didepan Petronas. Sesampainya kami di taman itu, tak hanya kami yang ingin mengabadikan momen, tetapi juga banyak wisatawan lain yang antusias untuk mengambil gambar.


Satu dua foto baru kami ambil, terdapat suara peluit dan teriakan “close, close….” Yang menandakan bahwa Taman KLCC sudah hendak ditutup, setelah kami tengok ternyata jam sudah menunjukkan pukul 00:00 MST. Kami yang baru sampai disana dengan perjuangan yang tidak mudah begitu terkejut mendengar hal ini, satu per satu lampu sorot Petronas mulai dimatikan dan mulai gelaplah kawasan itu. Kami mengikuti kerumunan lain untuk segera keluar dari area taman. Dan akhirnya sampailah di trotoar yang berada tepat didepan Taman KLCC tadi, karena masih bisa mendapatkan angle foto yang cukup bagus dan mendapat sorot dari gedung di depan Petronas yang bercahaya sangat terang, walaupun lampu-lampu sorot Petronas sudah dimatikan.

Dan, selesailah hari pertama kami di Kuala Lumpur ketika sampai di penginapan pukul 2 malam, dengan jalan kaki juga tentunya. Hari pertama yang begitu melelahkan tetapi mengasyikkan.

Cerita berikutnya dapat kalian klik disini.

follow instagram @khafid_nrd untuk bertanya apapun mengenai perjalanan ini..

Kamis, 09 Januari 2020

DESA WAE REBO, FLORES - DESA DIATAS AWAN






DESA WAE REBO, FLORES.




Desa Wae Rebo sering disebut “desa diatas awan” karena memang posisinya berada di antara dataran tinggi, berada pada ketinggian 1200 mdpl. Dengan masyarakat yang masih mempertahankan budaya dan keunikan yang mereka miliki. Memiliki rumah dengan ciri khas yang unik, berbentuk kerucut yang beratapkan ijuk, yang disebut Mbaru Niang. Dalam satu rumah Mbaru Niang bisa dihuni oleh sekitar 6 keluarga.

Untuk mencapai Wae Rebo ada 2 pilihan yang bisa dipakai, pertama menggunakan agen tour yang sangat mudah karena perjalanan menggunakan mobil, mendapatkan jatah makan yang teratur, dan juga guide. Namun pilihan ini teruntuk kalian yang memiliki modal besar dalam perjalanan dan ingin lebih santai karena tidak perlu mengendarai motor yang cukup lama. Biaya yang dikeluarkan mulai 1.2 jt sampai dengan 1.8 jt untuk perjalanan selama 2 hari. Biasa guide menyediakan dokumentasi juga, untuk harga 1.8 jt akan mendapat fasilitas drone untuk pengambilan gambar dan video dari atas udara untuk mendapatkan view berbeda.

 Pilihan kedua berangkat sendiri dengan menyewa motor, dapat disewa disepanjang jalan Sukarno-hatta yang terletak disebelah pelabuhan Labuan Bajo. Biaya sewa perhari Rp 75.000 dengan menyerahkan KTP sebagai jaminan, kondisi motor masih terbilang baru dan bagus. Mengingat jarak yang cukup jauh dari pusat keramaian Labuan Bajo, yaitu sekitar 150 km, separuh perjalanan pertama masih dengan jalan yang bagus dan sebagian baru di perbaiki, setengah jalan berikutnya yang merupakan jalur pantai merupakan jalur yang cukup rusak, berbatu, melewati beberapa sungai kecil yang tidak memiliki jembatan dan juga sepi, jadi dibutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk mencapai Desa Denge, desa terdekat dari Wae Rebo yang merupakan pos pertama sebelum mendaki.

Ketika Anda berada di Labuan Bajo, hanya perlu mengikuti papan penunjuk jalan menuju Ruteng, karena memang jalan yang digunakan searah, dan tidak terlalu banyak persimpangan mengingat daerahnya merupakan area pegunungan, jadi cukup mudah untuk dilalui. Setelah mencapai daerah Lembor, lebih tepatnya pasar Lembor ada pertingaan ke kanan yang mengarah ke Desa Nanga Lili, jalannya tidak terlalu besar memang tapi itu adalah jalan tercepat untuk menuju Wae Rebo dibandingkan memutar lewat jalur atas yang lebih jauh.

Jalannya memang cukup sepi dan berada terus di dekat pantai, jalan berbatu dan luapan air sungai banyak ditemui disini. Untungnya sudah banyak dibangun jembatan besar sehingga akses lebih mudah. Disepanjang jalan banyak ditemui anak kecil yang sangat ramah dan sering menyapa turis yang sedang berkunjung kesana, sungguh sangat terasa hangat.


Jika anda menggunakan google maps, Anda tidak bisa langsung mengarahkan maps anda ke Desa Wae Rebo, karena tidak ada jalur langsung mengarah kesana. Anda dapat mengarahkan tujuan Anda ke SDK Denge, karena lokasinya tidak jauh dari pos 1 parkiran menuju Wae Rebo.

Sesampainya di area parkir kendaraan, Anda akan banyak didatangi oleh porter yang menawarkan bantuan untuk membawakan barang bawaan Anda, tidak diketahui dengan jelas berapa ongkos yang diperlukan untuk itu. Disediakan juga tongkat kayu untuk membantu para pendatang mendaki dengan harga sewa 10.000 rupiah per tongkat.





 Menurut para porter tersebut, jarak yang akan dilalui sejauh 5 km. Pada awal memulai sudah disambut dengan jalanan yang cukup menanjak sampai dengan pos 2, posnya hanya sekadar pagar besi yang bias melihat view pegunungan, setelah pos 2 sampai dengan pos 3 jalan sudah mulai cukup stabil dan landai dibandingkan dengan sebelumnya.

 Sangat tidak direkomendasikan untuk memakai flat shoes atau sandal jepit. Pakailah sepatu atau sandal gunung dan juga kaos kaki karena menurut beberapa orang mereka banyak menemukan lintah yang menempel di kaki sepanjang perjalanan, dikarenakan musim penghujan.

Tak lama setelah Saya mulai mendaki, awan pun mulai menutupi area tersebut dan turunlah hujan yang cukup deras, sangat lama dan tidak kunjung reda, jadi jangan lupa untuk selalu membawa payung ataupun jas hujan saat hendak kesana. Jalan licin juga menghambat jalannya kaki ini, tidak ditemukan seorang pun diperjalanan hingga sampai pada pos terakhir, terdapat 2 orang yang sedang meneduh karena tidak membawa peralatan anti hujan.

pos 3
Di pos 3 ini terdapat sebuah bambu yang harus di pukul untuk menandakan ada orang yang hendak berkunjung ke desa tersebut. Desa sudah terlihat dari pos 3 ini, berarti perjalanan tidaklah jauh lagi. Trekking memerlukan waktu 1 jam 45 menit, untuk orang yang terbiasa berjalan ataupun olahraga, beberapa teman lain ada yang 2,5 jam dan 3,5 jam untuk dapat sampai ke Wae Rebo.

Melihat lamanya perjalanan yang dilalui, tidak disarankan untuk tek tok atau pulang-pergi di hari yang sama, karena akan sangat melelahkan. Biaya untuk menginap sebesar 350.000 rupiah, sudah termasuk makan 2 kali saat kalian sampai, dan juga sarapan dikeesokan harinya.

Awal mulai memasuki desa, akan diarahkan untuk menuju rumah utama ketua adat untuk menjalani proses upacara penyambutan, tujuannya untuk memintakan izin kepada leluhur setempat bahwa ada tamu yang hendak berkunjung.


Cerita warga setempat, ada seorang turis asing yang sedang berkunjung, dikarenakan sedang ada perayaan di desa, jadi tidak semua pengunjung bisa mengikuti upacara penyambutan. Dia melakukan beberapa take foto, setelah dilihat, foto pun tidak ada dan hilang.

Guide book dan kopi Wae Rebo.
Penginapan berada di rumah adat Mbaru Niang di sisi kiri yang paling ujung, diisi sekitar 30 orang, disediakan juga selimut tebal dan bantal. Membawa pakaian hangat akan sangat membantu. Kamar mandi tidak seperti yang kalian bayangkan, mandi bersama di sungai atau sejenisnya. Kamar mandi sudah disediakan khusus untuk para wisatawan yang ingin menginap, dengan kondisi yang cukup bersih dan air yang sangat dingin. Setiap tamu yang datang akan disuguhi oleh kopi khas Wae Rebo yang menjadi komoditas utama warga sekitar.


Tidak ada sinyal yang bisa menjangkau sampai ke desa ini, begitu pula listrik, hanya bisa menggunakan genset di malam hari sampai dengan pukul 10 malam, selain itu lampu menyala menggunakan solar sel.


Justru dengan berkumpulnya 30 orang wisatawan dalam satu atap yang sama ini dan juga ketidakadaan sinyal menjadikan kami saling berinteraksi satu dengan lainnya, bercerita mengenai perjalanan masing-masing dan bersenda gurau, suasana yang sangat nyaman. 








Desa ini sangat instagramable jika bisa mendapatkan titik foto yang bisa meng-capture keseluruhan rumah Mbaru Niang. Untuk mendapatkan spot foto yang bagus diperlukan menaiki bukit depan desa sekitar 20-30 meter agar view yang didapat lebih luas. Jika beruntung dan tidak mendung ataupun berkabut dapat menikmati indahnya sun rise dari balik bukit belakang desa.

 Setiap pagi biasanya warga desa mengolah kopi, termasuk menumbuk biji kopi di halaman depan rumah masing-masing. Para muda mudi desa ini banyak yang bersekolah di kota terdekat, dan hanya pulang saat weekend saja menjadikan desa ini lebih sepi karena hanya ada orang tua dan juga anak-anak.

Sangat disarankan untuk berangkat sendiri menggunakan sepeda motor karena akan sangat menghemat biaya. Total biaya yang dikeluarkan adalah 350.000 untuk retribusi desa, 75.000 x 2 hari untuk sewa sepeda motor, 75.000 untuk bensin, dan siapkan beberapa untuk makan saat perjalanan. Dan juga kalian bisa menikmati indahnya bukit-bukit dan juga pantai di sepanjang perjalanan.

Untuk info lebih lanjut mengenai perjalanan ini bisa hubungi WA di +6281410204522 dan Instagram di @Khafid_nrd




Jumat, 16 Juni 2017

LOLOS SBMPTN AKUNTANSI UI DAN UTUL UGM 2017




THE BIG THREE UNIVERSITIES 
UI, UGM, DAN ITB
Universitas Indonesia

Buat kalian yang mungkin sudah membaca postinganku sebelumnya mungkin sudah mengerti bagaimana kehidupan yang sudah kulalui sebelumnya. (cerita sebelumnya dapat dilihat disini)
Aku disini hanya menceritakan apa yang telah kualami, aku berharap jangan meniru apa yang telah aku lakukan karena memiliki risiko yang begitu besar.
Sebelum kalian membaca lebih jauh, aku berharap kalian menghormati semua keputusan yang telah kubuat dan kupertimbangkan dengan matang.
Aku sebelummya telah berkuliah Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung selama satu setengah semester. Judul yang kubuat di postingan sebelumnya menjadi kenyataan, yaitu hanya mencicipi berkuliah di ITB.
Keinginan ini timbul saat kampus mengadakan kegiatan motivasi untuk mahasiswanya pada pertengahan bulan Januari, motivator saat itu mengatakan “ Love what you do, do what you love,” kata-kata itu sangat terngiang dipikiranku, dan saat itu aku memutuskan untuk mengikuti SBMPTN ditahun ini dan memilih Universitas Indonesia sebagai tujuanku.
Beberapa hari setelah itu aku kembali ke Kediri untuk mengambil buku sisa tahun lalu yang masih tersimpan di rumah, dan membawanya ke Bandung untuk kupelajari kembali. Keadaan tidak mendukungku untuk bisa belajar lebih disaat kuliah sedang berjalan, dimana kegiatan perkuliahan dan tugas yang banyak dan kegiatan UKM yang cukup sibuk juga. Aku memikirkan ini beberapa saat, jika aku tetap stay di ITB, aku tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal di SBMPTN nanti karena intensitas belajar yang sedikit. Tetapi jika aku resign dari ITB aku bisa memperbesar peluangku untuk lolos, walau tak seberapa yakin, tetapi jika aku gagal aku tidak memiliki cadangan kampus yang elit seperti ITB, hahaha.

Open House UI 2017
Aku mendengar kabar bahwa UI akan mengadakan Open House di tanggal 18-19 Februari. Dengan segera aku melakukan pemesanan tiket, dan ini juga menjadi kunjungan yang perdanaku ke UI. Disana aku bertemu dengan mahasiswa berprestasi nasional 2014, Andhika Putra Sudarman, orangnya baik dan humble. Aku mendapat tulisan semangat dari dia, haha. Kelihatannya norak gitu ya, tapi inilah caraku untuk menumbuhkan motivasiku.

Tur Kampus

Tulisan tangan Andhika
Salah satu fasilitas saat Open Days saat itu adalah tour kampus, kita menaiki bis kuning denga dipandu oleh seorang panitia untuk mengelilingi kampus UI Depok.
Dan pastinya aku membeli bukunya dan mendapat tanda tangan langsung darinya.

Stand FEB UI
Buku Karangan Andhika







Kelihatannya norak gitu ya, tapi inilah caraku untuk menumbuhkan motivasiku.
Dikarenakan alasan tertentu yang tidak bisa kusebutkan disini, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari ITB akhir Februari 2017 lalu. Aku telah meminta pertimbangan dari orangtua dan teman dekatku. Setelah keputusan kubuat aku menemui seorang staff prodi, aku menjelaskan masalah yang sedang kuhadapai dan menjelaskan bahwa aku akan mengundurkan diri, beliau tidak menghalangi niatku itu.
Tetapi beliau ingin meminta kejelasan rencana yang akan kulakukan setelah aku keluar dari kuliah ini, aku menjelaskan jurusan dan kampus mana yang akan menjadi harapanku, tetapi beliau kurang yakin dengan penjelasanku. Kita berjumpa lagi beberapa hari kemudian dengan membawa berkas-berkas pendukung argumenku. Akhirnya hari Senin itu, tanggal 27 Februari aku mengajukan surat pengunduran diriku kepada rektorat. Tepat dihari pertama UTS semester 2.
Diawal bulan Maret aku kembali ke Kediri, hari Jumat itu aku sampai di Kediri, dilanjutkan istirahat sebentar, siangnya setelah melaksanakan sholat jumat aku langsung menuju tempat bimbel buat mengejar ketertinggalan materi, Ganesha Operation Pare, saat itu sudah H-74 SBMPTN. Disinilah perjuangan berdarah dimulai, akhirnya aku bisa mewujudkan cita-cita ku untuk tidur di GO, haha impian macam apa ini, karena disini aku bisa belajar lebih lama. Karena aku udah merasa nyaman buat belajar di GO, jadi aku pun lebih sering tidur di GO dari pada tidur di rumah, hahaha. Biasanya pulang hanya sabtu minggu aja.
Maret sampai pertengahan April kelas dimulai setiap malam hari, setelah UN SMA selesai, kelas dimulai pagi hari pukul 10. Beruntung sekali aku bertemu dengan teman-teman yang baik disana, mayoritas pelajar dari kampung inggris Pare sih. Jadi kita sering berdiskusi, membahas soal bersama, saling bertukar ilmu, tak jarang juga kita selalu berdebat mengenai jawaban dari sebuah soal, tapi itulah yang akan aku rindukan. Aku bertemu dengan seorang teman yang cukup pandai dibidang sejarah, dimana pelajaran yang paling tidak aku sukai selama ini, dia pandai dalam menjelaskan sebuah kejadian dan tidak membuat bosan, darisitu aku mulai menyukai sejarah dan menjadi pelajaran yang menyenangkan untukku.
 Jadi sarannya seringin baca materi sambil ngerjakan soal-soal, biar kita hafal dengan bentuk-bentuk soal yang pernah dikeluarkan saat tes. Jangan lupa berbagi ke teman yang meminta bantuan untuk menjelaskan suatu materi, karena tingkat yang paling tinggi dari sebuah pemahaman adalah seberapa mampu kita menjelaskan apa yang ada dalam otak kita kepada orang lain. Apabila orang itu mengerti apa yang kita jelaskan, artinya kita sudah mencapai tingkat pemahaman paling tinggi. Dan jangan lupa untuk sering-sering berdikusi bersama teman, soalnya itu juga sangat membantu untuk bertukar pikiran. Apalagi sampai debat gitu artinya pikiran kita sudah berkembang, kelas kami selalu aja berdebat jika pas bahas-bahas soal gitu, jadi kadang jawabannya beda-beda tergantung keyakinan masing-masing hahaha. Sambil juga bergabung di grup-grup pejuang SBMPTN, biasanya kita sering saling tanya jawab soal-soal, cukup membantu lah, kadang juga sering bertukar info mengenai perkuliahan.

knackered
Teman-teman juga tak jarang menemaniku tidur di GO, jangan kalian pikir kita tidurnya di kasur yang empuk, kita tidur dikelas beralaskan karpet dan berbantalkan kursi hahaha. Karena dengan kami menginap disitu kita bisa memperpanjang masa belajar kita, ada yang jam 11 udah tidur karena tak kuat menahan kantuk, rata-rata belajar sampai jam 2 malam sih. Tapi kalau udah asik tuh biasanya subuh baru selesai. Pernah suatu saat aku tak merasa mengantuk saat belajar MatDas dari Zenius dengan Sabda sebagai tutornya, disitu tak terasa udah pagi ternyata hahaha. Akhirnya menyempatkan tidur sekejab karena jam 10 udah harus masuk kelas lagi. Tak pernah lupa aku selalu membuat kopi instan setiap aku belajar, biasanya malam hari bisa habis 2 sampai 3 sachet, over kafein sih gak baik, selain itu aku juga terlalu sering makan mie instan haha, jadi selesai SBMPTN terlihat lebih kurusan haha..

Tak jarang juga kami tertidur saat KBM berlangsung karena terlalu lelah belajar seharian.
salah satu hadiah try out










Ribuan soal yang telah dirangkum dalam buku kumpulan soal pun coba kutelan, karena semakin banyak soal yang kukerjakan aku berharap semakin lancar nanti saat ujian. Setiap try out yang ada pun coba aku ikuti diluar try out rutin GO yang diadakan, aku dan teman-teman GO pun juga pernah mengikuti try out nasional yang diselenggarakan di Surabaya, walupun gak jadi top 10, tapi dapet 34 nasional dari 4000~ peserta udah cukup ada kemajuan bagiku. Adalagi try out nasional yang diadakan dikota Kediri, Alhamdulillah dapat juara 1 Regional, lumayan lah hasilnya hehe.
Untuk try out GO, 1 minggu setelah kedatanganku di GO udah diadakan try out bulanan, walau belum lolos pilihan ku saat itu, tapi Alhamdulillah setiap try out mengalami kenaikan dari try out 1 44,~ % di try out akhir ke-4 alhamdulillah bisa mencapai 56,~ % . Tapi skala bimbel sih, jadi bisa saja setiap lembaga berbeda kan. Tetapi paling tidak bisa dipakai untuk acuan penilaian peningkatan belajar kita.
Oh iya, selain pakai zenius yang ngebantu banget apalagi ekonomi dan matematika dasar yang super duper enak banget ngajarnya astaga, si kak Sabda, aku juga pakek buku kuning SKS, btw buku SKS ini sekelas di GO pada punya semua, dan pas tes SBMPTN dan UTUL UGM juga banyak banget yang pakek buku itu juga, emang enak sih rangkumannya lengkap banget jadi buku 1 udah banyak isinya. Selain itu aku juga browsing yang tak kalah membantu, jadi kalau ada materi-materi yang baru aku temui, aku selalu menyalinnya dari internet.
Waktu pendaftaran SBMPTN waktu itu bingung diantara beberapa pilihan-pilihan, pengennya sih milih di UI semua gitu, pengennya Akuntansi tapi gak yakin soalnya ya tau lah ya, trus option selanjutnya Ilmu Ekonomi, sampai H-2 penutupan baru daftar SBMPTN, ayah aku bilang, “udah daftar Akuntansi aja ayah tau kalau kamu mampu kok”.
FEB UI

Dengan dukungan orang tua itu aku yakin kalau ridho Allah ada pada ridho orangtua. Akhirnya aku tetapkan pilihan 1 Akuntansi, 2 Ilmu Ekonomi, 3 Ilmu Administrasi Fiskal. Memang rada terlalu berlebihan sih pilihannya, kayak nggak tau diri banget, apalagi semua nya UI. Karena semua pilihan berada di wilayah 1, aku juga diharuskan tes di wilayah 1. Akhirnya aku memilih panlok Jakarta, dan mendapatkan tempat tes di UIN Syarif Hidayatullah Tangerang.

verifikasi berkas UTUL UGM, Tebet
Nah, karena tes SBMPTN nya di Jakarta, sekalian deh UTUL UGM nya juga ambil di Jakarta biar sekalian gitu, tapi ada biaya tambahnya 200K , jadi biaya totalnya 500K buat pendaftaran tes tersebut yang diadakan di Universitas Pancasila Jakarta Selatan. Ini nih ada cerita unik bin ngeselin, karena malam sebelumnya aku udah kecapekan jadi belum sempet print kartu pesertanya, mikirnya besok aja sih sekalian berangkat. Eh lupa kalau tesnya hari minggu, dan tempat fotokopian pada tutup semua astaga, bingung cari kemana-mana belum ada yang buka, ditunggu sampai jam 9 juga belum pada buka tempat fotokopian deket UP, untung ada kenalanku asal Bogor yang kebetulan juga tes ditempat yang sama, di dalam gedung itu ada ibu2 dengan printer di mejanya, akhirnya temanku meminta tolong ibu itu untuk membantu menge-printkan kartu pesertaku, sebelumnya panitianya bilang kalau fatal akibatnya kalau nggk bawa kartu peserta, aku mikir apa iya gak jadi ikut UTUL karena gak bawa kartu peserta, kan lucu gitu alasannya.
Tanggal 13 Mei berangkat dari Kediri ke Jakarta, agar ada jarak waktu buat istirahat sebelum tes dimulai tanggal 16 Mei, dan sebelumnya juga survey tempat dulu agar tidak tersesat saat hari H. Walaupun tes soshum dimulai pukul 09:45 aku sudah berangkat pukul 6 agar terhindar dari kemacetan karena jarak yang cukup jauh ke Tangerang dari Depok tempatku bernaung.
Saat UTUL UGM kemarin aku juga samakan pilihan pertama di Akuntansi, 2 Psikologi, 3 Ilmu Ekonomi. Duh ini malah pilihannya berat-berat juga hehehe.
Oh iya banyak yang bertanya berapa soal yang ku kerjakan saat SBMPTN dan UTUL UGM kemarin, saat TKPA SBMPTN kemarin aku merasa belum maksimal, saat itu mungkin aku terlalu fokus mengerjakan matematika dan akhirnya tiba-tiba pengawas berkata waktu kurang 30 menit dan saat itu bahasa indo dan inggris ku belum tersentuh sama sekali, emejing emang. Akhirnya bahasa inggris Cuma ngerjain 4 soal doang astaghfirullah, lebih sedikit dari matematika dasar yang cuma aku kerjakan 5 soal. Jadi aku harus balas dendam di TKD soshum aku harus maksimal untuk bisa menutupi kekurangan di TKPA ku, alhamdulilah cukup lancar saat mengerjakan soshum, waktunya malah sisa berbeda dengan TKPA tadi. Akhir cerita aku mengerjakan 120 dari 150 soal SBMPTN, masing-masing 61 untuk TKPA, dan 59 untuk TKD Soshum. Kurang begitu yakin dengan hasilnya melihat jumlah TKPA yang biasanya menjadi lumbung nilai malah belum bisa kumanfaatkan dengan baik karena pengalokasian waktu yang kurang baik.
Yang biasanya menjadi lumbung nilai yaitu pelajaran sosiologi, di UTUL UGM tidak diikutsertakan dalam tes, jadi hanya sejarah, geografi, dan ekonomi, dimana masing-masing soal berjumlah 25 butir. Soal di UTUL ini cukup advance dibandingkan dengan SBMPTN, materi baru yang jarang dipelajari. Jadi tidak semua soal dapat kukerjakan ahaha. Soal Sejarah, Geografi, dan Ekonomi masing-masing kukerjakan 21, 21, dan 20 dari sejumlah soal yang tersedia. Banyak sekali materi baru yang belum aku pelajari sebelumnya jadi cukup kaget awalnya. Kalau TPA emang harus dikerjakan semua sih, karena tidak terdapat nilai minus didalamnya. Untuk TKD Umum terdapat 60 soal yang terbagi menajadi 3 mata pelajaran, Matdas, B indo, dan B inggris setiap mata pelajarannya masing-masing dapat terselesaikan dengan jumlah 11, 20, dan 17. Kalau TKDU ini cukup banyak waktu sih buat menghitung 20 soal matdas yang ampun soalnya.
Setelah itu hasil diumumkan 4 minggu setelah tes dilaksanakan, sembari menunggu hasil tes, aku saranin melakukan sesuatu yang produktif sih, misalnya kursus di Kampung Inggris Pare gitu, hahaha promosi tipis. Biar waktu penantian tak terasa begitu lama. Aku yang biasanya tidur lewat tengah malam, setelah masa pembelajaran usai, aku susah untuk tidur lebih awal perlu pembiasaan lagi, hahaha.
Mendekati pengumuman SBMPTN, aku merasa lebih excited dan penasaran dari pada pengumuman SNMPTN tahun lalu. Lebih susah tidur, dan selalu terpikirkan kemanapun aku pergi, walau masih enak buat makan sih.
Suatu hari orangtua ku pernah bertanya kepadaku, “nanti kalau belum lolos gimana?” sontak aku langsung menjawab , “ ya aku ikut lagi tahun depan.” Walau ku tahu umurku akan semakin bertambah kalau kuterus menunda kuliahku, tetapi aku akan tetap terus berjuang untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Saranku, dalam setiap step dari kehidupan yang kalian jalani kalian harus menentukan tujuan atau goals, karena tanpa itu hidup ini akan berjalan mengalir apa adanya tanpa ada rencana yang pasti. Setelah mengetahui tujuan kita, kita downgrade apa saja yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan hidup kita tersebut. Goals without planning is just a wish.  Dengan begitu semua yang kita lakukan terencana dengan baik dan tak sia-sia.
Dan satu lagi, setiap pilihan yang kita ambil pasti akan memiliki tingkat risiko yang berbeda, semakin besar risiko yang kita ambil akan besar pula hasil yang bisa kita peroleh. Dari keputusanku ini banyak juga cacian yang dihujankan kepadaku, tapi jika kalian tidak bisa menempatkan cacian itu menjadi semangat kalian untuk menunjukkan kalau kita bisa, kalian akan down terlebih dahulu sebelum bertindak lebih jauh lagi. Disamping itu masih banyak juga yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk kita. Jadi ambil sisi positifnya saja dari setiap kejadian yang ada. Ada yang bilang, kalau setiap orang sama usahanya, maka yang membedakan adalah kadar doa nya, nah untuk itu disetiap usaha yang kalian lakukan jangan lupa untuk berdoa kepada Allah agar jalannya dilancarkan, Allah pasti melihat hamba-Nya yang berusaha dan telah berkorban. Jika kamu mampu melewati setiap ujian hidup yang ada, maka derajatmu akan dinaikkan.
 
Selain itu untuk menunjang keberlanjutan usaha kita agak tidak menurun adalah mencari motivasi dan semangat, kalian harus pintar-pintar mencari motivasi yang akan menumbuhkan semangat kalian untuk berusaha lebih keras lagi untuk mencapai tujuan kalian. Mayoritas teman-teman menggunakan foto kedua orangtua atau keluarga, itu boleh saja. Aku mempunyai cara tersendiri ketika aku sedang lelah dan bosan dalam belajar, yaitu mendengarkan lagu Genderang UI, kalian bisa search di google, setiap kali aku merasa capek dan bosan aku selalu memutar lagu ini, entah kenapa seperti re-charge energiku, walaupun sudah kuputar berkali-kali, setiap aku mendengarkannya dan mencoba untuk fokus aku selalu merinding, dan itulah keajaibannya, kalian boleh anggap aku aneh atau apa, tapi hasilnya benar-benar tidak membohongi.
Tanggal 13 juni 2017 pun telah tiba, tepat pukul 2 pun aku sudah siap didepan laptop, salah satu temanku bilang “kalau gak lolos, kau bukan temanku’, hahahaha. Setelah beberapa saat menunggu, memasukkan nomor peserta dan tanggal lahir. Subhanallah, mukzizat Tuhan benar-benar ada dan nyata. Selamat! Anda dinyatakan lulus di seleksi SBMPTN 2017.


So unbelievable. Disitu tanganku langsung kaku, keringat dingin, badan bergetar, belum bisa mempercayai semua ini. Aku percaya bahwa Allah menepati janji-Nya, bagi hambanya yang berusaha dan berkorban untuk berubah menjadi lebih baik. Ini benar-benar berbeda rasanya dengan kelulusan SNMPTN 2016 lalu, tahun ini perjuangannya benar-benar terasa dan puas dengan buah perjuangan yang tiada akhir.



3 hari setelah kejadian itu adalah pengumuman UTUL UGM pada pukul 10 malam. Aku sudah tidak terlalu berharap untuk lolos seperti SBMPTN, karena tujuan utamaku sudah tercapai. Tetapi karena penasaran dengan tes yang telah kulakukan akhirnya tepat pukul 10 aku bukalah website UGM tersebut. Selamat, Saudara/i lolos secara akademik pada Program Studi S1 Akuntansi. Hanya bisa bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepadaku selama ini. Disini aku meminta maaf mungkin saja diantara kalian ada yang menginginkan masuk Akuntansi UGM tetapi belum lolos pada tahun ini, tetapi ini mengenai preferensi masing-masing individu. Andai saja bisa digantikan oleh orang lain, mungkin udah aku jual kursinya hahaha, buat bayar UKT :D . aku juga menemui banyak sekali anak gap year, dimana mayoritas mereka juga sudah pernah kuliah atau sedang menjalani kuliah, baik di kampus swasta, negeri, bahkan kedinasan ternama seperti PKN STAN.
FEB UI

Alhamdulillah juga banyak teman seperjuangan yang telah bisa mewujudkan mimpi-mimpi mereka, diantaranya mereka telah diterima di Hukum UGM, Filsafat UI dan UGM, Sosiologi UGM, Manajemen UI, Ilmu Ekonomi UGM, Pariwisata UGM, Ekonomi Unpad, Sosiologi Brawijaya, Ilmu Adm. Publik UB, dan masih banyak lagi.
Jangan pernah berhenti bermimpi!
Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan (Imam Syafi’i).
Jangan lupa share jika kalian berpikir ini bermanfaat dan follow akun instagramku : @khafid_nrd
Atau yang ingin bertanya mengenai SBMPTN dan curhat boleh via line : bellakhafid / 081410204522
Terimakasih.