Senin, 19 Desember 2016

SATU SEMESTER DI SBM ITB - SEKOLAH BISNIS TERBAIK.


PENGALAMAN UNIK BERKULIAH DI ITB

Halo halo!!!

Sudah lama tidak hadir dan gak ada waktu buat ngurus blog ini karena kesibukan mahasiswa baru dikampus yang cukup menyita waktuku,hehehe…
Mumpung sekarang lagi liburan aku menyempatkan waktuku untuk berbagi pengalamanku selama 1 semester pertama di Institut Teknologi Bandung.

Aku tak tahu harus bercerita dari sisi sebelah mana karena ada banyak hal yang ingin aku ceritakan disini.

Gedung SBM ITB

SBM ITB, Sekolah Bayar Mahal, eh salah. Sekolah Bawa Mobil, typo. Sekolah Bisnis dan Manajemen maksudnya, hahaha.

School of Business and Management

SBM ini adalah satu-satunya sekolah / fakultas yang paling mahal UKT nya dibandingkan dengan Fakultas atau Sekolah lain di ITB. Yaitu Rp 20,000,000 per semesternya dimana akan ditempuh selama 9 semester dalam jangka waktu 3 tahun, fantastis. Dan juga tidak ada subsidi untuk mahasiswanya selain beasiswa bidikmisi, kalau ada pun sangat kecil kemungkinannya, berbeda dengan fakultas lain yang bisa mengajukan banding ukt untuk mendapatkan angka yang lebih murah. Tetapi menurutku dari segi kualitas dan fasilitas SBM memang lebih unggul sih, banyak fasilitas lebih yang kami dapatkan, seperti ruang kelas yang lebih modern, kursi yang lebih empuk, ruang kelas ber AC, fasilitas foto copy dan print gratis, air galon gratis, dan kertas hvs yang bisa kita dapatkan secara cuma-cuma. Dan hanya di SBM lah kita bisa kuliah langsung di Gedung fakultas pada tahun pertama sebagai TPB, saat mahasiswa fakultas lain sedang berkuliah di gedung kuliah umum atau GKU. Kadang ada juga anak TPB yang di beberapa fakultas tertentu dimana mereka tidak boleh melewati area tertentu di daerah fakultas mereka berada. 

Entah kenapa pandangan mahasiswa lain terhadap mahasiswa SBM adalah mahasiwa yang ansos, hedon, non unit, dll. Kalau menurutku memang tidak salah juga sih, tapi juga tidak semuanya seperti itu. Tetapi juga ada alasan yang membuat mereka seperti itu. Kalau masalah hedon, bisa jadi karena mereka mayoritas dari keluarga yang menengah keatas, setara lah dengan uang yang mereka bayar tiap semester. Ansos dan non unit, SBM memang terkenal sibuk banget, aku merasakan itu. Karena juga jadwal SBM dan fakultas lain juga selalu berbeda. Jadwal ujian yang berbeda, jadwal libur yang berbeda, dimana anak SBM sudah libur, anak fakultas lain sedang melaksanakan ujian. Tetapi saat fakultas lain sedang asyik liburan anak SBM sudah harus memulai ke-hectic-an mereka di kampus. Dan satu lagi, sejauh yang ku tahu, diantara fakultas yang ada hanya SBM yang pintu gedung fakultasnya automatis terbuka, hahahaha.

oh ya, di SBM itu saat awal perkuliahan terdapat kegiatan outbound, dan menginap, tahun ini diadakan di Sukabumi, yang aku sukai dari acara ini adalah villa yang nyaman dan makanan yang pastinya enak :D hahaha

ruang makan

makanan yang gratis :D

villa yang kita tinggali

Di SBM khususnya disemester 1 ada mata kuliah yang unik, Performance Art. Di awal pertemuan matkul ini adalah hiburan dimana para tutor nya sangat seru dan seperti matkul pelepas penat disaat kita capek dengan perkuliahan yang gitu gitu aja.

suasana kelas PA diawal pertemuan

 Seperti kembali ke TK, kita menggambar, membuat Identity Tag, dll. Itu hanyalah di awal, mendekati tengah semester kita mulai disibukkan dengan project-project yang harus kita lakukan, dimana project itu harus impactful dan sustainable. Waktu itu kelompok ku membuat gerakan ITB Berjalan agar mengurangi kemacetan dan sesaknya parkiran ITB yang sempit. Semakin hari semakin aneh, dan beberapa anak pun berkata mereka tidak mengerti apa maksud dan esensi dari matkul yang satu ini. Mungkin mereka belum dapat merasakannya secara langsung saja.

Performance Art Exhibition - Mid Term Project
Foto diatas saat Exhibiton dalam rangka Mid Term Project yang mendatangkan lebih dari 1300 masa kampus.

Kita juga disuruh membuat sebuah proposal sebuah kegiatan, dimana nanti akan berhubungan dengan UAS kita dalam bentuk poster. Isi dari poster-poster yang kita buat nanti akan menentukan nilai UAS kita. Yang cukup seru adalah matkul Introduction to Business. Pengenalan dasar-dasar dalam berbisnis, setelah mid-term test selesai. Kita ada project bernama Business Simulation. Dijalankan dalm waktu 5 minggu, terbagi menjadi 2, 3 minggu untuk persiapan dan 2 minggu untuk eksekusi. Dalam setiap kelompok terdapat 20 orang yang dibagi menjadi beberapa divisi. Aku bergabung dalam divisi finance. Membuat Cash Flow, PayBack Period, Profit Projection, dan masih banyak lagi. Disana tanggung jawab divisi kami untuk membuat pihak SBM percaya pada perusahaan kami agar mendapatkan modal sebesar 2 juta rupiah untuk memulai bisnis kami.

modal yang kami dapatkan dari SBM
 Setelah uang didapatkan kami mulai bergerak sesuai dengan tugas masing-masing divisi. Oh ya, company kami berjulan Churros, company kami mempunyai kebijakan setiap individu mempunyai target penjualan, yaitu 168 pack churros dalam 2 minggu eksekusi. Dijual dengan harga 10,000 per pack, kadang memang tak semudah yang kita bayangkan, kadang harus menahan rasa malu untuk menawarkan dagangan kita kepada orang lain.

Churros
Karena barang yang telah kita bawa menjadi kewajiban kita untuk menjualnya dan harus terjual semua tanpa ada pengembalian, artinya jika barang tidak laku maka kita harus membeli barang itu sendiri dan memakannya sendiri. Pernah suatu saat, dikarenakan suatu keadaan teman ku barang daganganya masih banyak, sedangkan hari sudah cukup malam. Kami berniat untuk menjajakannya di tempat lain diluar ITB. Akhir nya kami berdua pergi menuju alun-alun kota, sampai disana kita langsung mencoba untuk menawarkan bawang kami kepada orang disekitar. Tetapi taka da yang berniat untuk membelinya. Kami lalu beranjak menuju tempat lain, yaitu Braga. Dengan rasa yang sangat malu kami mencoba menawarkan kembali barang yang telah kami bawa tersebut kepada masyarakat yang kami temui, dan lagi lagi tak satupun churros yang berhasil kami jual, dan dengan terpaksa dan putus asa kami kembali ke kos kami dan dengan keadaan  gerimis pada saat itu. Semua yang terjadi bisa menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kami. Dan tak jarang pula setiap malam aku memakan daganganku sendiri karena tak habis ku jual. Setelah minggu eksekusi selesai, kita mendapatkan profit sesuai dengan  jumlah penjualan yang kita lakukan, hasilnya cukup memuaskan dan bisa ku belikan sebuah sepatu karena sepatuku sudah cukup usang.

Nah itu tadi adalah gambaran sekilas mengenai SBM ITB secara umum, selanjutnya aku akan membahas mengenai kehidupan dan pengalamanku secara pribadi bagaimana aku bisa bertahan disini.

Aku bercerita dimulai dari aku SMA, saat dimana aku akan mendaftar SNMPTN. Saat aku mengatakan akan memilih SBM ITB, guru pembimbingku mengatakan bahwa aku harus berpikir dua kali untuk memilih fakultas ini, mungkin karena belum ada kakak tingkat disini, selain itu juga aku dari IPS dimana peluang untuk berhasil tembus disana akan sangat kecil sekali, karena ITB juga beda wilayah dengan SMAku di Kediri. Secara lengkap cerita ini sudah aku bahas pada artikel sebelumnya. Nah, karena aku sudah mengetahui bahwa UKT untuk SBM ITB cukup mahal, tapi entah kenapa aku tetap melanjutkan mendaftar pada SBM ITB ini, karena juga aku percaya (sudah mendapat info) ITB tidak akan mengeluarkan mahasiswanya yang tidak mampu. FYI, sebenarnya aku bukan berasal dari keluarga yang tidak mampu, hanya saja cukup. Karena juga kedua orang tuaku bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), dimana orang berpikir akan mempunyai penghasilan yang besar. Tapi pada kenyataannya adalah tidak sama sekali.

Karena ada beberapa masalah, menyebabkan orangtuaku harus banyak berhutang kepada bank, sebagai gantinya gaji setiap bulannya harus terpotong banyak (begitu singkat cerita). Akhirnya aku bilang semua yang sedang terjadi kepada guru pembimbing (urusan kampus) kalau aku ingin mengajukan bidik misi melihat keadaan keluargaku yang tidak mungkin untuk membayar UKT sebesar itu. Akhirnya dia menyetujui asalkan aku mendaftar di ITB, selain itu dia tidak menyetujuinya. Nah aku sudah cukup lega dan mulai menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan, beberapa hari kemudian aku dipanggil menuju ruang BK, nah ternyata setelah beberapa guru BK lain tahu mengenai hal ini, mereka tetap tidak menyetujuiku untuk mendaftar bidik misi karena status orang tuaku yang bekerja sebagai PNS, yang sudah tertera bahwa yang orangtuanya PNS (kecuali gol. 1) tidak boleh mendaftar BM. Aku sempat bingung mengenai hal ini, tetapi aku tetap pada pendirian awalku untuk mendaftar di ITB, hanya satu-satunya pilihan dari 3 slot yang disediakan. Sembari menunggu hasil SNMPTN aku juga mencari-cari info beasiswa yang mungkin ku akses. Aku juga mendengar bahwa setelah pengumuman SNMPTN pun juga masih bisa mendaftar BM, sebuah angin segar untukku. Kemudian, setelah aku dinyatakan lolos SBM ITB, aku mencari info dan bergabung juga dalam grup BM SBM untuk mengetahui tata cara dan persyaratan yang harus ku penuhi. Saat daftar ulang pada tanggal 31 Mei 2016, di ITB Jatinangor sekalian mengumpulkan beberapa berkas yang diperlukan. Nah, karena pengumuman BM yang masih lama dan belum ada kepastian juga. Akhirnya guru BKku menghubungi seorang alumni, Rilo. Yang sedang kuliah di Vladivostok, Russia. Dia memiliki kenalan seorang pengusaha yang mungkin bisa membantuku, dia bernama Yohan. Setalah bertemu mas Yohan, aku menyebutnya, dan menyerahkan beberapa berkas seperti SKHU-S, dan sertifikat juara UN ku. Dia bilang akan mengusahakan membantu biaya UKT ku jika saja BM ku tak lolos. Pengumuman pertama tanggal 30 Juni namaku tidak tercantum didalamnya. Akhirnya tanggal 3 Juli aku baru disurvey ke rumah oleh kakak2 ITB, ditanya banyak hal, seperti kepemilikan rumah, gaji orang tua, kepemilikan motor, dll. Di sela-sela menunggu keberangkatanku ke Bandung aku mendapat info mengenai beasiswa ETOS, yang cukup sama dengan BM. Akhirnya aku juga mengirim berkas-berkas ke sekretariat ETOS di Bandung. Ya kali aja dapat kan lumayan, hehehe…

Walaupun belum ada pengumuman resmi mengenai kelolosan BMku, aku tetap bisa mendaftar asrama. Walau ada beberapa  teman yang juga BM, tetapi tidak menempati asrama. Aku berpikir dengan harga Rp 250,000 sebulan akan sangat membantu dari pada kos yang rata-rata Rp 750,000 per bulannya.

Setelah ada pengumuman mengenai alokasi asrama, aku mendapatkan asrama Sangkuriang. Pada 23 Juli 2016, aku bersama beberapa teman BM ITB asal Kediri berangkat ke Bandung menaiki Kereta Kahuripan. Sampai di stasiun Kiara Condong sekitar pukul 4 pagi, setelah naik angkot sampai ke Pasar Simpang Dago aku dijemput oleh kakak tingkat menuju penginapan sementara di Asrama Bumi Ganesha, di Cisitu. Bersama teman yang BM juga dari Klaten, menyewa 1 kamar untuk menginap selama 1 hari sebelum daftar ulang asrama dibuka pada tanggal 25 Juli. Harga sewa per kepala adalah Rp 20,000 semalam. Ternyata setelah mendaftar ulang dan melihat kamar yang akan kutempati selama 1 tahun kedepan, aku mendapat kamar A45 yang berada dilantai paling atas yaitu lantai 5, hahaha… Pulang-pulang kaki bisa seperti tukang becak ini mah..


Nah, bicara mengenai asrama Sangkuriang…

Asrama ini memang paling bagus sih fasilitasnya dibandingkan dengan 2 asrama lain yang dimiliki ITB. Memang semua asrama yang dimiliki ITB tidak berada dalam lingkungan kampus dikarenakan kampus ITB Ganesha yang cukup sempit untuk ukuran kampus skala nasional. Jarak antara gerbang utama kampus ke asrama sekitar 2 km, biasanya aku naik angkot tapi dari cisitu dan turun didekat gerbang belakang atau gerbang SBM. Terkadang juga naik sepeda atau kalau lagi males juga naik go-jek. Dari segi fasilitas sangat baik mengingat harga yang sangat murah. Untuk asrama Sangkuriang diisi 2 orang per kamarnya. Terdapat 2 spring bed, 2 almari, 2 meja belajar, 2 kamar mandi dalam, dan tempat untuk dapur. 

saat kamar dalam keadaan rapi

Enaknya lagi di Sangkuriang ini pemandangan didepan kamar itu indah, seperti menghadap ke lembah gitu dan bisa melihat beberapa gunung seperti gunung Tangkuban Perahu, apalagi kalau malam bisa melihat gemerlap lampu kerlap kerlip yang indah. 

pemandangan dari lantai 5 gd. A

Foto diatas adalah gedung asrama sangkuriang yang baru selesai dibangun, mungkin mulai semester depan bisa digunakan untuk anak TPB yang ingin asrama. 
Tapi sebelum masuk asrama, aku pernah searching info mengenai asrama ini, dan mendapati hasil bahwa asrama ini cukup “horror”. Karena memang dibelakang asrama ini terdapat sebuah kuburan kecil dibawah pohon2 bambu. Dibeberapa blog yang aku baca, katanya sering ada orang yang berlarian didepan kamar, kursi2 yang bergerak sendiri, dan hal ganjil lainnya. Tapi Alhamdulillah, selama 1 semester tinggal disini cukup aman.

tutorial grup

Tetapi beberapa hari lalu, saat kelompok tutorial asramaku pergi jalan-jalan ke Ciwalk, teman kamar sebelah bercerita banyak hal mengenai pengalamannya disini. Kakak tutor pun juga menambahi cerita-cerita yang pernah didengarnya selama 3 tahun tinggal di asrama ini. Dulunya sebelum dibangun asrama ini adalah sebuah kuburan, mungkin karena itu asrama menjadi agak horror. Teman selantaiku ada yang pernah mendengar suara orang jalan gitu diatas atapnya saat malam hari, padahal kan lantai paling atas seharusnya diatasnya udah gak ada orang lagi dong ya? Nah teman kamar sebelahku ini lebih ngeri, saat dia tidur didekat ranjangnya ada cewek baju putih sama sesuatu yang pakai kain kafan, huuuuuuu ngeri. Di kamar kan ada pintu penghubung ke ruangan belakang, nah pintunya itu ada kacanya besar, suatu hari dia bilang ada cewe yang mengintip di kaca itu, kalau dipikir secara logis kan juga nggak mungkin. Dia bilang juga sebelum kejadian itu dia naik ke tangga ke atas loteng di atas lantai 5 tempat tandon air. Kata kakaknya itu “tempat tinggal mereka”. Selain itu gedung B yang ditinggali cewek-cewek, juga sering diketuk pintunya, saat dilihat keluar tidak ada orang diluar kamarnya. Ada alasan mengapa para tutor di setiap gedung kamarnya selalu dipaling kiri, karena semakin ke kanan aura nya itu semakin gelap. Anak kamar 01 dipaling kanan dari gedung A denger-denger pernah dicekik sampai dia sakit beberapa minggu. Tapi tak semua pernah mengalami itu, banyakin berdoa dan beribadah saja.
Disisi lain, kekurangan dari tinggal diasrama Sangkuriang adalah penjual makan yang jarang, bahkan tak ada sama sekali saat malam. Jadi aku harus berjalan menyusuri gang-gang kecil untuk menuju Cisitu yang ramai penjual untuk mencari makan.
Oh ya, untuk pembayaran asrama tak harus langsung dibayar di awal, kita bisa membuat surat penangguhan sampai akhir semester jika belum ada dana untuk membayar.


Kembali pada topik bidikmisi, saat pengumuman hasil seleksi BM yang kedua tanggal 20 Juli, aku pun belum lolos. Karena sudah membuat surat penangguhan pembayaran UKT, aku pun masih cukup tenang. Akhir nya setelah lama menunggu, pada 17 September 2016, barulah aku dinyatakan lolos Beasiswa Bidikmisi. Aku segera mengabarkan pada mas Yohan mengenai hal ini, kemudian dia mengatakan bersedia membantu dalam hal biaya tempat tinggalku selama di Bandung, syukurlah kataku. Di ITB ini uang bulanan BM cukup besar dibandingkan universitas lain, Rp 925,000 jika dibandingkan univ lain yang Rp 600,000 per bulannya sangatlah jauh berbeda. Tetapi uang BM pun tak selalu tepat waktu cairnya, sering telat.

Nah di anak TPB tuh biasanya banyak yang nge-danus buat unit lah buat paguyuban lah, nah dengan begitu aku berpikir kenapa aku juga tidak ngedanus, tapi keuntungan buat aku sendiri, kan lumayan buat makan sehari-hari, akhirnya aku mengontak seorang produsen untuk order Pisang Coklat atau piscok. Dengan harga 51.000 per kotaknya yang berisi 30 biji, aku bisa untung minimal 24,000. Dengan harga 3000 per 1 biji, dan 5000 per 2 biji nya. Terkadang kelas auditorium sudah seperti pasar dimana-mana ada penjual, hahaha.

pisang coklat


TV teh neng

Warung makan langganan, Teh Neng anak-anak biasanya menyebut. selain murah disana terdapat televisi berukuran besar yang disediakan untuk pelanggannya, setiap weekend biasanya aku menyempatkan diri untuk lebih lama disana sembari menonton TV, karena di asrama tidak ada televisi. 

pembinaan terpusat Bidik Misi ITB

Setiap bulannya beswan bidikmisi harus mengikuti acara pembinaan terpusat yang diadakan di Aula ITB. Yang mendatangkan inspirator terkenal, pernah juga mendatangkan M. Nuh dan pengarang lagu terkenal Abah Iwan Abdulrachman. 


Mungkin itu yang ingin aku ceritakan, semoga bisa menulis blog lagi dengan konten yang baru.
Bagi pembaca yang masih SMA dan pengen bertanya mengenai SBM ITB dan Bidik Misi bisa kontak aku via Line di : bellakhafid
Jangan lupa follow instagram : @khafid_nrd
Semangat!!!

Update 2017 : Tetapi judul diatas benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Ya, hanya satu semester aku menjalani perkuliahanku di SBM ITB.
Cerita selanjutnya sudah hadir disini


17 komentar:

  1. Balasan
    1. Hahahaha, terimakasih banyak deri purnama, see you on top! Sukses!!!

      Hapus
  2. Fid jadi terharu bacanya. Hampir sama sih perjuangan kita disini bisa kuliah dan bertahan di bandung

    BalasHapus
  3. Oiya semangat ya fid. Semoga kamu dapatin yang terbaik nantinya. Selamat berjuang lagi!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenn 😁😁, iya terimakasih banyak. Semoga sukses dijalan kita masing2 😊😊. See you on top

      Hapus
    2. Kenn 😁😁, iya terimakasih banyak. Semoga sukses dijalan kita masing2 😊😊. See you on top

      Hapus
  4. Oiya semangat ya fid. Semoga kamu dapatin yang terbaik nantinya. Selamat berjuang lagi!!!

    BalasHapus
  5. Kak boleh mnta CP nya gak?? Mau nanya2 lbh banyak lg nih hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru baca, itu kontak line ada di atas. WA 085704087297

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Bissmillah semoga sbmptn tahun ini keterima di Sekolah bisnis dan manajemen ITB... Aamiin...

    BalasHapus
  8. Kak pas snmptn rata2 rapot keseluruhan berpaa ya kalo boleh tahu?

    BalasHapus
  9. Kak minta no wa nya boleh? Mau tanya2 sedikit

    BalasHapus
  10. Hai kak, boleh minta no wa nya? Mau tanya2 tentang Bidikmisi

    BalasHapus